Tuesday, October 13, 2015

Kasih

12.41 pm
Halo selamat siang. Tumben kan saya buat post blog siang hari haha. Berhubung sudah lama tag self-talk tidak saya gunakan, saya mau pake post ini buat curhat dulu ya. Biar ga bosen gitu ngomongin TA dan kuliah melulu #carialasan

Cerita ini dimulai sudah sejak lama sekali. Kata seseorang (sebut saja Mbak Ita ahahaha) saya itu gampang kasihan. Apa sih kasihan itu?

ka·sih·an 1 n rasa iba hati; rasa belas kasih: pengemis tua itu hidup dr -- orang; 2 p seruan menyatakan rasa belas (krn melihat dsb): -- benar anak ini; aduh, -- anak itu, tiba-tiba menjadi cacat seumur hidup;

Kasihan ini menurut saya sesuatu yang baik, sesuatu yang dapat membuat seseorang menunjukkan kasihnya kepada objek lain. Tapi benarkah begitu?

Suatu ketika di sebuah malam yang dingin, saya melihat diri saya yang dulu pada diri seseorang. Kemudian,

saya lanjut nanti ya wkwk. Sampai jumpa!

update 2.20pm
Halo lagi, masih siang kan sekarang? Hahaha
Maaf tadi ketemu partner TA dulu. Mari kita lanjutkan.

Kemudian muncul rasa empati (eh atau simpati ya?) yang membuat saya ingin membantu orang tersebut. Mungkin karena saya tahu bagaimana beratnya berada di posisi seperti itu, mungkin karena saya ingin menyalurkan kasih ke orang tersebut, mungkin ada kemungkinan lain yang saya belum tahu apa. Entah.

Misi dimulai. Langkah pertama sudah tentu adalah diam mendengarkan. Selama mendengarkan saya memperoleh pengertian baru, bahwa orang ini ternyata isi kepalanya mirip dengan seseorang yang sedang saya coba pahami beberapa bulan lalu. Rasanya saya agak berhasil memberikan bantuan yang dibutuhkan saat itu. Saya merasa harus melakukannya lagi sekarang. Maka yang saya lakukan malam itu sebagai langkah kedua adalah membuat simulasi: saya-yang-dulu dengan-masalah-yang-saya-alami sedang berbicara dengan saya-yang-sekarang-dengan-pengetahuan-dan-pengalaman-tentang-manusia.
Kalian bingung ga? Saya bingung.

Saya lupa saya pernah membicarakan ini dengan siapa, mungkin Alina, intinya "Kita kuat saat kita sedang dijadikan sandaran". Ya kurang lebih begitulah. Malam itu saya jadi orang yang kuat, karena saya ingin dijadikan tempat bersandar. Karena saya tahu seseorang itu butuh tempat bersandar (meski mungkin dia tidak mau, atau bahkan tidak sadar).

Oke saya pergi lagi mau ngerjain tugas Jaringan Komputer. Sampai jumpa :)

12.04 am
Halo lagi. Ini post gajelas banget ya putus-putus. Maaf habis dikejar deadline. Ini bonus screencapture tugas greget hari ini. Liat time remainingnya deh greget banget. Terima kasih Anthony Kwo atas kerjasama luar biasanya wuhuw


Mari kita lanjutkan.
#nowplaying Dialog Dini Hari - Jalan Dalam Diam

Malam semakin larut. Akhirnya tiba saat malam hanya milik saya. Muncullah ide-pikiran berbumbu imajinasi dan emosi. Entah dari sudut mana. Mengganggu malam saya.

Hari ini segala yang berkecamuk saya sampaikan pada beberapa teman. Kenapa kasihan? Kenapa membantu? Ada orang lain yang mungkin bisa melakukannya, kenapa harus kamu? Karena kasihan atau karena perasaan lain? Beberapa pertanyaan dari mereka tidak dapat saya jawab. Karena memang tidak punya jawaban. Cara menjawabnya cuma satu, mengambil sikap. Saya ngomong apa sih saya bingung. Yaudah bingung ah pusing. Terima kasih teman-teman yang memberi masukan dan pertanyaan. Maaf kalau saya roboh di depan kalian karena saya cuma bisa begitu di depan kalian saja. Kalian tempat bersandar yang baik sih haha. Semoga kali ini perhatian dan kasih ini tidak salah sasaran atau salah dimengerti atau tidak dibutuhkan.

2 comments:

  1. suy -.-
    yaweslah, ditunggu lanjutannya yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lov udah tuh. Maaf ga jelas namanya juga curhat hahahahahahah

      Delete