Wednesday, May 27, 2015

Tuesday, May 19, 2015

Badai Menyerang

Saya dengar The Temper Trap - Trembling Hands sambil membuat tulisan ini.

Diterpa badai, saya bukannya berusaha tetap berdiri tegak, melainkan malah tiarap untuk melindungi diri. Diri saya selamat. Namun, tidak ada lagi teman yang berada di sisi. Ada yang seribu langkah di depan. Ada yang masih dalam gapaian tangan namun tak lagi melihat ke belakang karena pandangannya terhalang badai. Ada yang masih mengikatkan tali di tubuhnya pada saya, berusaha membawa saya bersamanya, namun menyerah karena tak mampu. Saya sendirian di tengah badai.

Treading the ground
I once used to know
People are strangers
Same as before
Streets look familiar
I remember the part
Where I buried my head
So deep in my hands
All around me was dark

This here city
Is for the lonely ones
Won't find no angels
Selling maps to the lost
This here place
Is too small for two
It took one to realize
When dreaming's this hard
It's not meant to come true

So throw me a line
Somebody out there help me
I'm on my own
I'm on my own
Throw me a line
Afraid that I have come here
To win you again
With trembling hands

Passing the days
Looking over the buildings
Time seems to stop
While the millions keep moving
Now here I am
I'm a drop in your ocean
Noise in the crowd
Pushing through your halls of reason

Ohh

So throw me a line
Somebody out there help me
I'm on my own
I'm on my own
Throw me a line
Afraid that I have come here
To win you again
With trembling hands

Hear me now make me whole
Hear me now make me whole

So throw me a line
Somebody out there help me
I'm on my own
I'm on my own
Throw me a line
Afraid that I have come here
To win you again
With trembling hands
With trembling hands

There goes the ending
It left me in the war
But I tried everything yeah
I am done with my part



Tidak perlu tergesa-gesa. Masih ada waktu kok untuk menikmati semua kegelisahan ini. Kata-kata ini saya putar berulang-ulang di dalam kepala. Berulang-ulang sampai saya yakin ini hal yang benar.

Namun tetap saja terasa salah.
Sepertinya saya memang harus mencoba serius dengan hidup ini.
Semoga niat tidak terhenti di niat.

Terima kasih kepada rekan yang masih mengikatkan talinya pada tubuh saya hingga saat ini.


Read More

Sunday, May 17, 2015

Raisa - Jatuh Hati

Kemarin malam saya makan dan karaoke, entah dalam rangka apa. Bersama Fiananda, Ardian, Dwi, Dhimaz, Pratitis, dan Kunfachri, saya pergi ke Martabak Andir. Sayangnya target udah penuh sama orang yang sedang merayakan malam minggu. Maka pilihan kemudian jatuh ke Paskal Food Market.
Ini pertama kali saya pergi kesana. Ternyata bagus ya tempatnya. Romantis kalo kata Ardian dan Fiananda. Kalau kata saya mah, tempatnya bikin ingin menyatakan cinta pake lagu Raisa yang Jatuh Hati hahah

Cari tempat duduk buat 7 orang susah sekali. Kami nemu tiga meja kosong yang terpencar tapi masih di satu spot. Akhirnya meja dan kursi kami geser-geser biar muat bertujuh. Tempatnya di pojok gitu jadi enak buat curhat. Agenda kami ngobrol-ngobrol seru kaya hari biasanya aja sih, cuma tempatnya aja berubah jadi lebih mahal. Di nasi jawa cuma habis 10 ribu, kalo disini bisa 45 ribu. Saya beli Bola Ubi Gardujati untuk pertama kalinya. Enak ya ternyata. Sayang harganya Rp 12.000,00/10 pcs jadi bikin mikir dulu kalau mau beli lagi. Terus saya baru tahu ada minuman Sarsaparilla. Fiananda beli sampai 2 botol. Terlihat banyak mengandung gula, agak seram. Ini saya cerita ngalor ngidul ya hahah, ga ada hubungannya sama judul post.


Jadi ceritanya beberapa hari lalu saya jadi sering terpapar lagu Jatuh Hati milik Raisa. Beberapa radio sedang sering putar lagu ini. Pertama dengar, lagu ini ga enak karena nadanya gitu-gitu aja ga ada klimaks. Eh ternyata makin sering dengar makin enak. Terus habis makan-makan di food market hari kemarin itu, kami lanjut karaoke. Suara emas Fiananda membawakan lagu Jatuh Hati dengan penghayatan 100% dari hati bikin saya makin jatuh hati sama lagu Jatuh Hati. Terus klipnya ada Oka Antara juga sih jadi makin suka sama lagu ini haha.

Kadang saya baru sadar sebuah lagu enak saat ada orang yang bilang lagu itu enak. Saya suka bingung enaknya dimana, terus jadi dengar berulang-ulang, terus jadi terbiasa dengan lagunya, kemudian jadi terasa enak. Bisa juga lagu terasa enak ketika sudah dibawakan oleh penyanyi lain. Waktu itu saya jadi suka lagu Mau Dibawa Kemana milik Armada gara-gara pas konser MK3 ada kakak 2010 yang nyanyi lagu ini enak banget. (FYI Musik Klasik 3 atau MK3 itu ekstrakurikuler yang saya ikuti waktu SMA.) Ini berlaku juga buat lagu favorit saya beberapa bulan ini, Taylor Swift-Blank Space. Lagu ini memang catchy dari awal saya dengar dan saya langsung suka. Tapi saat Louisa Wendorff yang bawain, di-mashup sama Style, rasanya beda banget dan super suka.

Saya pernah dapet request dari Septian buat nyanyi Taylor Swift-RED karena kata dia suara saya cocok bawain lagu itu. Terus saya jadi suka lagu itu karena sering coba nyanyiin. Sama juga ketika Fiananda bilang saya cocok nyanyiin lagunya P!nk. Saya jadi suka lagunya haha.

Saya cerita apa sih kok loncat-loncat haha.

Kemarin Fiananda dan Kunfachri duet lagu Baby, It's Cold Outside versi Idina Menzel & Michael Buble. Enak banget lagunya. Tapi saya lebih suka versi Lady Antebellum sih.
Btw sekarang saya jadi sering dengerin lagu-lagu jazz-indie-atau-apalah-itu-genre-nya gara-gara bergaul sama Pratama, Elyan, Zuhditazmi, Astari, dan Bianca.
Eh anw, ngomongin The Temper Trap sama Adzil nyambung, biasanya orang tau cuma lagu Sweet Disposition doang. Asyik ada temen baru buat ngomongin lagu.

Udah ah, bingung saya ceritanya kemana-mana. Ini ada bonus quotes bagus. Biar makin ga nyambung.
Read More

Monday, May 4, 2015

Buah Plum dan Ke Borma

Ini rasanya seperti menulis buku harian anak kecil, tapi gapapa lah ya.

Hari ini Surya Fitri alias Ipit beli buah plum. Pertama kali saya liat buah plum ya hari ini. Terus ditawarin nyoba sama Ipit. Rasanya ga ada rasa kalau dimakan dagingnya saja, kata Ipit coba dimakan sama kulitnya. Ternyata kalau dimakan sama kulitnya rasanya mirip anggur ya. Seru gitu rasanya.
Ingat buah plum ingat Cinderella, gatau kenapa.
Ini ada gambar dari wikipedia

Hari ini juga pertama kali saya ke Borma Dago. Saya temani mbak Dien yang sedang cari gelas ukur 1000 ml. Ternyata bentuk Borma Dago kaya gudang ya. Lebih indah bentuk Borma Permata dan Borma Gadobangkong. Bahkan di dago ini tangga pun diberi slot untuk display barang. Penuh sesak rasanya. Terus tempat yang benar-benar gudang logistiknya bisa terlihat oleh pengunjung. Kesan gudang jadi makin kuat.
Tapi emang Borma murah sih jadi tetep pada ke sana. Yakult 8 ribu rupiah padahal di Indomaret 10 ribu rupiah. Lumayan jauh bedanya.

Udah itu aja ceritanya.
Read More

Friday, May 1, 2015

Akhir Kuliah

Semester 6 ini telah berakhir, ditutup dengan badai akademik berupa UTS 2 Sistem Kendali, kuis Sistem Instrumentasi, dan kuis Material Teknik Elektro berturut-turut dalam satu hari. Meski hari kemarin rasanya lelah, saya tetap bahagia sih. Akhirnya berakhir juga semester (yang katanya) terberat dalam kuliah ini.

Semester ini adalah salah satu fase terbaik dalam hidup saya. Rasanya lebih berwarna dari tahun-tahun sebelumnya. Mungkin karena saya lebih membuka diri terhadap hal-hal baru.

Saya melanjutkan misi pribadi untuk menuliskan kejadian/perasaan yang sehari-hari saya alami di blog. Hasilnya lumayan baik, setidaknya setiap bulan ada post baru di blog. Saya juga memperoleh pembaca setia, Fransiskus. Setiap saya post tulisan baru, dia pasti tahu dan ajak saya ngobrol. Senang rasanya tahu ada orang yang tahu apa yang kita rasakan.

Dua event di bulan Januari-Februari, Festival Paduan Suara dan ITB International Choir Competition, juga memberi warna sendiri. Event nasional dan internasional ini membuat saya bertemu paduan suara dari kota dan universitas lain, kenal cara marketing dengan bikin deal dengan sebuah tempat les untuk cari uang, menjadi backstage manager berulang-ulang, melakukan briefing ke orang-orang dengan temperamen berbeda-beda, membuat konser di sebuah mall, memikirkan hutang yang bukan hutang sendiri, berteman dengan anak-anak muda angkatan 2014 yang semangatnya tulus, dan melihat konflik internal ala sinetron yang ternyata ada di dunia sekitar. Hal-hal yang mungkin tidak dapat saya temui di event lain.

Di bulan Januari juga ada Olimpiade, tempat saya belajar bahwa kemauan saja tidak cukup. Perlu kerja super keras dan bakat untuk bisa jago di sebuah bidang. Pertama kali merasa kalah di hal yang saya sukai (lari) dan membuat saya ingin latihan lebih banyak lagi. Semangat tim terasa kuat ketika semua orang dalam tim punya tujuan yang sama, seperti di tim futsal dan tim voli. Tim pingpong adalah tim paling membahagiakan, karena mereka mendorong untuk menjadi lebih baik dengan cara menuntun, bukan kebut-kebutan. Di olim saya kenal Kukuh yang suka baca buku sastra dan membuat saya ingin mulai membaca lagi. Niat untuk baca buku Pram jadi kembali menyala.

Di sisi akademik, semester ini saya ambil SKS banyak sekali, 22 SKS. Demi mengejar syarat ikut ujian komprehensif yang merupakan syarat ambil matakuliah Tugas Akhir 1. Rasanya berat karena ada 4 SKS praktikum. Tapi ternyata semua itu bisa dilewati karena teman-teman pejuang saya, Fadhil dan Orvin, tahu saya pemalas dan sering banget kasih saya semangat. Grasiadi dan kak Meilandia juga beberapa kali ingetin saya untuk memberikan yang terbaik untuk akademik ini. Joshua, Pratama, Astari, dan Elyan juga selalu ingetin saya kalau saya udah mulai malas masuk kelas. Makasih banget-banget sih buat para sobat ini.

Di semester ini saya ambil tanggung jawab baru di himpunan dan melepas tanggung jawab yang saya ambil setahun lalu di paduan suara. Sejauh ini semua baik-baik saja. Saya senang dengan tanggung jawab baru ini karena saya jadi punya alasan untuk lebih lama berada di himpunan dibanding sebelumnya. Ternyata rasanya berbeda antara menjadi eksekutor dan konseptor. Gara-gara tanggung jawab baru ini saya jadi tahu seberapa dalam pemikiran orang-orang yang dulu hanya partner eksekutor. Percakapan kami yang berupa rapat itu juga membuat saya merasa mengenal mereka, lewat dialog yang rata-rata berdurasi 4 jam. Terima kasih Sahilaushafnur, Alvita, Dwiky, Joshua, Alina, Diardano, dan Ammar telah membuka pandangan saya tentang proses membawa perubahan.

Saya suka musik dan terbuka dengan segala genre, tapi baru semester ini saya datang ke event murni karena saya penasaran dengan musik si pemusik dan hampir tidak tahu apa-apa soal pemusik itu. Pertama saya datang ke event anak geologi bersama Yacob dan Surya untuk lihat Yura Yunita dan White Shoes & The Couples Company. Kedua saya datang Ganesha Music Event untuk lihat Pandai Besi dengan Clearesta dan Yacob. Ketiga saya datang ke jalan Dago untuk lihat Maliq & d'Essentials dan NAIF bersama Rizka dan Aris. Saya senang ternyata begitu banyak musik yang enak untuk dinikmati dan dieksplor. Terima kasih kepada Bianca dan Astari yang sudah mengenalkan saya pada Isyana, Banda Neira, Sore, Payung Teduh, Adhitia Sofyan, Pandai Besi, Efek Rumah Kaca, dan kawan-kawannya.

Akhir semester ini erat kaitannya dengan kerja praktik. Terimakasih kepada Erma yang sudah menemani saya yang berambisi kerja bukan di elektro. Berdua ikut seminar Essential Skills belajar bikin CV, ikut workshop A.T. Kearney belajar jadi konsultan, ternyata sama-sama jadi bagian ticketing di ITB Integrated Career Days, menyemangati ketika saya gagal dapet internship di P&G. Terima kasih.

Semester ini saya kembali dekat dengan teman-teman di paduan suara. Teman lama yang saya kenal sejak pertama kuliah. Teman yang menerima saya apa adanya, memanfaatkan segala kelebihan saya dengan baik, membaca potensi yang saya punya, dan mengoreksi ketika saya salah. Teman yang ternyata saya rindukan kehadirannya. Terima kasih Fiananda, Dwi, Prima, Ardian, Kunfachri, Pratitis. Kalian orang-orang yang saya percaya bisa menerima saya meski saya jujur.

Saya bingung mau cerita apa lagi. Semua faktor luar yang major sudah saya ceritakan semua sepertinya. Tapi saya beneran bahagia deh semester ini. Meski jadi agak jauh dengan teman-teman dekat saya dulu di himpunan, ternyata banyak hal baru yang saya temui. Saya selalu jujur pada diri sendiri dan rasanya sekarang menjadi lebih jujur. Saya melepas beberapa hal yang membuat saya tidak suka diri saya. Saya mendekati orang-orang yang membuat saya nyaman dan membuat saya bebas menjadi diri saya. Termasuk teman-teman kosan Ita, Clearesta, Dien, dan Fitri.

Satu lagi yang mungkin membuat saya bahagia semester ini, saya sedang jatuh cinta.
Pada hidup yang ternyata memang cuma sebentar dan tidak bisa diulang.
(tapi emang lagi jatuh cinta sama orang juga sih)
Read More