Sunday, June 28, 2015

Bober Cafe

Grup Line "Ikan dan Akuarium" berisi Sahilaushafnur, Alvita, Dwiky, Alina, Diardano, Joshua, Ammar, dan saya. Grup ini sudah berencana untuk berbuka bersama bahkan sebelum Ramadhan tiba. Tempat yang dipilih adalah Bober Cafe, karena saya baru saja mendapatkan voucher yang dapat digunakan di Bober mana saja. Buat yang belum tahu, Bober di Bandung ada dua yaitu Bober Cafe di Jalan Riau 123 dan Bober Tropica di Jalan Sumatera 5. Keunggulan Bober paling nyata sebagai tempat nongkrong asyik selain koneksi internetnya adalah Bober buka 24 jam. Selain itu, menu makanan-cemilan-minumannya juga enak-enak (katanya).

Ini pertama kali saya ke Bober Cafe saat Ramadhan dan pertama kali beneran juga. Berbeda dengan biasanya, di bulan Ramadhan Bober Cafe buka pukul 16.00 - 04.00. Jadi bisa banget tuh buka sekalian nunggu saur di Bober haha. Nah, karena tanggal yang ditetapkan sebagai hari bukber bertepatan dengan malam minggu, kami harus reservasi tempat dulu biar aman dan ga keduluan orang pacaran wkwk. Untuk reservasi, kamu bisa hubungi (022) 7234295 untuk Bober Cafe atau (022) 4232081 untuk Bober Tropica. Tapi kamu tetap perlu datang ke lokasi juga untuk bayar DP minimal seratus ribu rupiah.

Menu yang ditawarkan selama Ramadhan juga berbeda. Selain ada tajil gratis, menu makanan yang bisa dipilih lebih terbatas, saya kasih nih gambar menunya dari akun Facebook Bober. Menu lainnya baru bisa dipesan diatas pukul 20.00.

Pesanan:
Chicken Honey Lemon dan Black Pepper Beef
Alina: Banana Green Tea
Alvita: Green Tea Latte
Sahil: Banana Chocolate
Dwiky: Lemon Squash
Yusrina: Thai Tea

Diardano, Joshua, dan Ammar berhalangan hadir jadi kali ini kami cuma berlima. Ini fotonya banyak di bawah ini, tapi kebanyakan foto saya sama Alina haha. Kenapa pesanan minumnya ada namanya? Gapapa sih biar ketahuan aja seleranya. Sebenarnya semua orang nyobain semua minuman juga haha.

Saya makan Chicken Honey Lemon yang kata Sahil recommended. Ternyata ga kuat sama asamnya. Saya emang orangnya agak sensitif dimana-mana termasuk gigi dan lidah. Minum lemon squash juga ga kuat haha. Tapi ayam tepungnya enak, rasanya sama seperti ayam tepung saus stroberi yang ada di Warung Pasta apa ya namanya lupa. Lain kali saya mau ke Bober lagi tapi coba makanan lain deh. Sebenarnya saya penasaran kenapa teman-teman saya betah banget nongkrong di Bober sampai pagi. Lima minuman yang kami pesan umumnya enak semua sih. Mungkin karena itu. Eh katanya french fries Bober enak. Saya belum coba.

Suasana di Bober ini enak sebenarnya buat nongkrong duduk-duduk cantik sambil minum kopi gitu. Pencahayaannya cukup. Mas-mbaknya ramah-ramah dan selalu tersenyum. Sayang saya tidak tahu ada area non-smoking atau tidak. Kemarin meja tepat di sebelah ada orang ngerokoknya jadi bikin kurang nyaman. Pasti akan sangat menyenangkan kalau ada area khusus merokok atau tidak merokok. Nanti saya cari tahu lagi dibedakan atau enggak ruangnya.

Kesimpulannya saya senang pas ke sana kemarin. Saya akan datang lagi di bukan bulan Ramadhan barangkali, untuk cuma diem doang di sana cobain cemil-cemil haha. Sejauh ini masih seru duduk di Gigglebox daripada di Bober sih. Mungkin setelah coba kesana lagi akan berubah.
Read More

Saturday, June 27, 2015

Kerja Praktik 7: Akhir Minggu Kelima

Kemarin Gunawan dan saya datang ke LEN untuk progress report mingguan. Kali ini kami hanya berdua karena kakek Adirga sedang kritis sehingga Dirga harus pulang ke Jakarta. (Semoga lekas sembuh ya kakeknya Dirga). Namun karena Gunawan dan saya sama-sama tidak memiliki laptop, laptop milik Adirga ditinggal di Bandung untuk mengerjakan tugas KP.

Intro report minggu ini adalah hilangnya laptop Gunawan sehingga kode diulang lagi yang di bagian Dynamic C. Pak Yeye, mentor kami, raut mukanya langsung berubah mendengar kabar itu. Pertama Gun cerita tentang kronologis kejadiannya. Kemudian Pak Yeye menyambung cerita tentang pengalaman dia kehilangan handphone di himpunan pas dulu kuliah di ITS. Beliau dan beberapa temannya sedang menyelesaikan sebuah proposal di himpunan hingga pukul 1 dini hari. Ketika mereka bangun untuk solat subuh, disadari hp milik Pak Yeye dan beberapa temannya sudah lenyap. Untungnya laptop masih ada. Katanya pernah juga laptop seseorang dan printer himpunan hilang. Motor yang diparkir di parkiran himpunan juga pernah ada yang hilang. Kata Pak Yeye pernah tertangkap pelaku pencuriannya adalah seorang anak kecil. "Untung yang tertangkap anak kecil, kalau orang dewasa pasti sudah dipukuli," ujar beliau. Anak kecil tersebut mengenakan pakaian yang rapi sehingga orang-orang menyangkanya sebagai anak dosen sehingga tidak ada yang curiga. Dari hasil bertanya, diketahui ternyata anak tersebut ada "bos"nya. Masalah itu kemudian diserahkan kepada polisi.
"Bosnya tertangkap ga, Pak?" tanya saya memancing cerita selanjutnya
"Wah gatau ya, dari polisi tidak ada kabar lagi"

Intro berakhir dengan kalimat itu karena Rabbit dan 3 kabelnya sudah selesai dipasang ke laptop Adirga. Demo write dan read file .txt sepanjang 1104 karakter dari dan ke SD card dilakukan. Verifikasi menyatakan file yang ditulis dan file hasil baca isinya sama, jadi program sudah berjalan lumayan baik.

"Terima kasih atas waktunya ya".
Kata-kata yang Pak Yeye ucapkan ini terasa sebagai sinyal perpisahan bagi saya. Haha. Beliau bilang kami sudah boleh mulai membuat laporan kerja praktik. Rabbit akan dites dengan file yang isinya lebih banyak pada Senin dan Selasa besok. Gun masih belum puas jadi setelah dites Rabbit akan kami pinjam lagi untuk coba-coba membuat kode baru. Gun inginnya 'trik' memberi delay di kode VB dihilangkan. Hal ini karena program akan membutuhkan nilai delay yang berbeda untuk tiap prosesor komputer. Jadi perlu ada penyesuaian nilai delay di kode VB tiap ganti PC.
"Oh kalian inginnya udah Plug and Play ya? Bukan Plug and Pray. Hahaha" itu kata Pak Yeye menanggapi rasa penasaran Gun. Kata beliau di-trik gapapa karena kadang trik dibutuhkan. Asal jangan kebanyakan nge-trik aja. Kemudian beliau bercerita tentang tugas akhirnya yang ditanya penguji saat akan demo
"udah plug and play belum? kalau udah kabari saya ya."
Kemudian Pak Yeye memperagakan Plug and Pray plus pose berdoa dengan menengadahkan tangan ke atas. Bapak mentor saya ini memang all out kalau sedang bercerita.

Obrolan berlanjut ke komputer inventaris LEN, overclocking, dan kemungkinan TA di LEN. Habis itu pamitan terus pulang deh.
Read More

Wednesday, June 24, 2015

Buku Bagus


Karena Juris akhir-akhir ini post review buku melulu di blognya, saya jadi ingin ikutan.

Mari mulai.

Akhirnya saya menyentuh buku kelima tahun ini, setelah terakhir pada bulan Januari saya menamatkan Jendela-Jendela, Pintu, (sebagian) Atap, dan Angels & Demons. Berbeda jauh dengan tahun lalu, kali ini saya baru mencapai 1/10 'reading challenge' padahal sudah menghabiskan setengah tahun. Entah karena tahun ini lebih sibuk, atau tahun lalu yang kurang kerjaan haha.

The Seven Habits of Highly Effective People karya Stephen R. Covey telah menarik perhatian saya sejak sebulan lalu. Namun saat itu saya agak bimbang, lebih baik baca dia dulu atau Menuju Titik Nol atau Rich Dad, Poor Dad. Ini sebenarnya kebimbangan yang kurang penting karena ketiga buku tersebut bagus dan tidak akan timbul masalah mana yang dibaca duluan. Tapi ya begitulah. Akhirnya saya baru mulai baca akhir bulan ini, tepatnya kemarin, dan saya memilih 7 habits (maaf ya disingkat, judulnya kepanjangan).

Sensasi saat membaca buku karya Malcolm Galdwell berbeda dengan sensasi saat membaca buku ini. Waktu itu saya baca Outliers versi indonesia dan Tipping Point versi inggris. Saya merasa tercerdaskan dan diubah cara pandangnya dengan mengalami "ooh" experience setiap membuka halaman selanjutnya. Saat membaca 7 habits versi inggris sekarang--saya baru sampai bagian inside out-- cara pandang saya juga diubah, saya juga dicerdaskan, tapi yang muncul adalah "wow" experience disertai sedikit gema dalam kepala.
dibeli hampir 17 tahun lalu

Apa bedanya?

Di Outliers saya diceritakan sebuah argumen dengan bukti-bukti penunjang yang membuat saya paham dan percaya dengan argumen tersebut. Rasanya seperti belajar hal baru di kuliah sosial sehingga yang timbul adalah "ooh" experience. Pengalaman yang dibawa oleh 7 habits berbeda. Selain pemilihan kata-kata yang jujur dan kadang lucu, diselipkan pula banyak dialog yang membuat pengalaman membaca buku ini terasa nyata. Rasanya seperti berdialog dengan seseorang tentang kisah hidupnya kemudian kita ambil pesannya. Karena sedang berdialog, saya benar-benar memiliki kesempatan untuk merespon kalimat yang ditulis. Biasanya yang terjadi adalah menahan nafas (wow experience), kemudian gema di kepala, kemudian termenung karena masih heran dengan perubahan paradigma (paradigm shifting) yang baru saja terjadi. Oke saya memang agak hiperbolik disini. Tapi memang ada freeze moment gitu tiap akhir subjudul. Itu yang saya alami sampai halaman 45 sih. Selanjutnya belum tahu bagaimana, akan saya ceritakan di post lainnya.

curhat:
Ini kali kedua saya ngeblog menggunakan tablet, lelah haha. Ingin upload foto tapi bingung caranya karena pop-up untuk attach ga muncul. Lain kali saja kalau ada laptop pinjaman. Meski sulit nulis begini, kalau tidak ditulis nanti otak saya macet, jadi apa boleh buat. Anw saya dalam proses menulis tentang Broadwell-nya Intel, tapi belum selesai juga meski dia duluan yang dibuat dibanding tulisan ini. Browsing menggunakan tablet bukan sesuatu yang menyenangkan jadi butuh waku lebih banyak. Sesegera mungkin dia akan menyusul. Selasa kemarin pinjam laptop Irham "Iridium" jadi sudah ada kemajuan.
Read More

Friday, June 19, 2015

Kerja Praktik 6: Hari Pertama Ramadhan

Post ini diniatkan untuk dipublish kemarin. Apa daya, koneksi internet di rumah tercinta agak sulit diperoleh. Apalagi laptop Ayah yang didaulat sebagai pengganti sementara laptop saya tidak ingin menyala meski diminta. Oleh karena itu, kali ini saya ngeblog lewat tablet dengan koneksi XL di bandung barat yang seadanya. Ini cerita kamis kemarin

Kerja praktik kali ini bertepatan dengan hari pertama Ramadhan. Seperti hari-hari sebelumnya, Gunawan, Adirga, dan saya mengerjakan tugas di gedung diklat karena keterbatasan ruang di PUSTEKIN. Bedanya, hari ini tidak ada suara ceriwis para prakerin gedung diklat. Mungkin karena tidak ada acara makan siang yang biasanya membuat mereka berkumpul di lantai 1.

Hari ini pertama kali saya ikut sholat dzuhur di Masjid Al Aqsha, masjidnya LEN. Ternyata pas sekali ada kultum sesudah sholat dzuhur khusus bulan Ramadhan. Seorang sesepuh, begitu mc memperkenalkan beliau, memaparkan cerita-cerita kejayaan Islam yang terjadi pada bulan Ramadhan. Kadang ceritanya ngalor ngidul, tapi inti temanya Ramadhan sebagai Bulan Prestasi. Bapak ini semacam paket lengkap yang informatif namun tetap menarik.

Meski terlihat berumur, bapak penceramah yang saya lupa namanya dan akan saya cari kemudian ini menyampaikan kultum dengan cara yang asyik. Tidak selalu dengan narasi dan kutipan ayat, terkadang kultum disampaikan melalui dialog-monolog (apa ya namanya dialog yg dilakukan sendirian karena seolah memainkan dua tokoh?). Kultum dibumbui dengan sejarah dan humor sehingga rasanya seperti stand-up comedy versi religi. Berkali-kali bapak ini mampu membuat jamaah solat dzuhur kala itu tertawa tergelak. Raut mukanya saat bercanda juga datar-datar saja sehingga guyonannya semakin lucu. Saya langsung jadi penggemar haha.

Saya berniat datang ke LEN untuk mendengarkan bapak ini bercerita lagi pada kultum bada dzuhur hari Senin besok. Sayang saya belum berhasil membujuk Adirga dan Gunawan agar progresss report ke mentor dimajukan jadi hari Senin. Kalau gagal, mungkin saya akan pergi sendiri ke LEN demi bertemu idola baru saya haha.

UPDATE 12 Juli 2015: ternyata bapak yang saya idolakan ini ketua MUI Kota Bandung dan Majelis Pembina YPM Salman ITB, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl. Kemana aja saya selama ini.
Read More

Wednesday, June 17, 2015

Dangdut

Kemarin ada yang ngomongin "jatuh bangun". Saya jadi teringat lagu dangdut yang populer sekali. Jatuh bangun aku mengejarmu. Namun dirimu tak mau mengerti. Selain populer karena Meggy Z, lagu ini juga dipopulerkan oleh Kristina. Gara-gara teringat lagu ini, kali ini saya mau cerita soal dangdut.

Sebenarnya sedikit nama penyanyi dangdut dan lagunya yang saya tahu. Kebanyakan pengetahuan saya soal dangdut diperoleh saat dulu rajin menonton Kontes Dangdut Indonesia yang ditayangkan sebuah televisi swasta. Lagu dangdut favorit saya adalah Zapin - Iyeth Bustami. Waktu itu seorang kontestan wanita yang membawakan lagu ini, saya lupa namanya. Karena melihat dan mendengar dia bernyanyi begitu indah, saya jadi ingin belajar bernyanyi dangdut. Satu kata yang sering diulang-ulang oleh juri kontes saat dia menyanyi adalah memuji cengkoknya yang bagus. Namun sampai sekarang saya tidak tahu cengkok itu seperti apa.

Setahu saya, cengkok adalah gaya menyanyi yang meliuk-liuk yang dipengaruhi gaya Arab dan Melayu. Tapi kurang tahu sih benar atau tidaknya pengetahuan saya ini. Dulu saat SMA, saya punya teman yang sering ikut kompetisi membaca Quran dan merupakan anggota Divisi Vokalis di ekstrakurikuler. Kalau dia sedang bernyanyi dangdut, ada gaya yang sama seperti saat dia melagukan bacaan Quran. Saat itu saya tidak bertanya bagaimana caranya bisa bernyanyi seperti itu. Tapi saya mulai penasaran. Mungkin itu yang disebut dengan cengkok arab.

Saat kuliah saya masuk paduan suara. Di paduan suara, latar belakang menyanyi masing-masing orang berbeda (meski mayoritas dari penyanyi gereja). Saya menemukan Fiananda yang kalau menyanyi dangdut ada 'keriting'nya. Di suatu malam pelantikan, kami dikerjain kakak tingkat diminta tutup mata. Orang yang ditepuk pundaknya harus menyanyikan lagu dangdut yang judulnya disebutkan oleh kakak tersebut. Fiananda diminta bernyanyi Terlena - Ikke Nurjanah. Bagus sekali sungguh. Sejak saat itu saya sering minta Fiananda untuk ajari saya bernyanyi dangdut. Entah ada hasilnya atau tidak, tapi beberapa saat yang lalu Mbak Ita bilang ada cengkok yang terdengar ketika saya sedang menyanyikan Pemeran Utama - Raisa. HAHA salah tempat ya. Mbak Ita sampai bertanya "Kok bisa ada cengkoknya gitu sih?" haha
Read More

Tuesday, June 16, 2015

Radio

Saya dengar radio hanya pada saat tertentu, yaitu saat di perjalanan menggunakan mobil pribadi, saat beberes kamar, dan saat nyetrika baju. Kecuali saat sedang di mobil,  saya mendengarkan radio menggunakan Tune In Radio, aplikasi yang dapat diunduh gratis dari Play Store. Aplikasi ini sangat membantu saya update lagu baru dan nostalgia lagu lama karena akhir-akhir ini saya menjadi malas (dan tidak tega) untuk download lagu bajakan.

Berhubungan dengan radio, saya tahu ada tiga lagu yang berjudul Radio yaitu lagu yang dipopulerkan oleh: Sheila On 7, The Corrs, dan Robbie Williams. Yang akan saya bahas adalah cuplikan dari lirik Radio - The Corrs.

So listen to the radio (listen to the radio)
And all the songs we used to know, oh, oh
So listen to the radio (listen to the radio)
Remember where we used to go...

I listen to the radio (listen to the radio)
And all the songs we used to know, oh, oh
I listen to the radio (listen to the radio)
Remember where we used to go...




Kalau dari hasil membaca dan mendengar lagu ini sih, radio digambarkan erat kaitannya dengan kenangan melakukan perjalanan bersama. Saya suka lirik ini.

Menikmati karya seni, bisa film, bisa lukisan, bisa lagu, termasuk juga lagu yang diputar di radio, seperti melakukan perjalanan. Kalau menikmatinya sendirian, ya perjalanannya juga sendirian. Tapi ketika bertemu kawan seperjalanan (atau setidaknya yang pernah melakukan perjalanan yang sama), yang disini berarti sesama penikmat karya, kita akan punya pengalaman yang sama. Meski mungkin ada bagian-bagian yang impresinya lebih kuat atau lebih lemah, pengalaman yang sama ini membuat kawan seperjalanan menjadi lebih dekat. Oke ini murni opini.

Bagaimana jika perjalanan-menikmati-karya-seni tadi dan perjalanan-sebenarnya dilakukan bersamaan dan bersama-sama? Hasilnya impresi yang kuat. Oke ini opini lagi. Jadi kalau menerjemahkan dari lirik di atas sih: "Saat mendengar lagu kita di radio, aku teringat tentangmu. Teringat pula perjalanan yang kita lalui bersama dengan backsound lagu ini" maaf 4 kata terakhir tidak indah

Tapi kalau Bruno Mars yang nyanyi jadi sedih "Our songs on the radio, but it don't sound the same" karena kawan seperjalanannya udah pergi.

Saya kalau dengar lagu-lagu Ebiet G. Ade akan langsung ingat keluarga saya terutama Ayah dan adik paling kecil karena kami merupakan partner perjalanan-menikmati-karya-Ebiet dan partner perjalanan-sebenarnya-Bandung-Banyuwangi-pulang-pergi.

Tadi di perjalanan menuju rumah, radio memainkan lagu Raisa - Jatuh Hati. Kemudian adik saya, Hasna, bertanya "apa bedanya jatuh cinta dengan jatuh hati?"
Saya jawab sekenanya "jatuh hati itu kagum, jatuh cinta itu nafsu"
Pertanyaan Hasna ini diulang lagi saat kami berdua tiba di rumah, dan adik saya, Marha, menjawab "jatuh cinta itu hormonal."

oke baiklah itu saja tentang radio.
Read More

Saturday, June 13, 2015

Buku Catatan Coklat

Saya punya buku catatan yang selalu saya bawa saat bepergian. Dulu buku itu saya buat sendiri dari kertas bekas-setengah-terpakai. Kemudian beralih ke buku kecil berwarna hijau. Karena buku hijau sudah penuh, setahun lalu saya ganti jadi buku berwarna coklat.

Lalu ada apa dengan buku catatan coklat tersebut sehingga dibuat satu post khusus?

Bulan ini buku coklat itu menjadi istimewa karena sudah setahun umurnya. Itu saja.

Isi buku catatan saya adalah isi kepala saya. Agenda harian dan to-do list yang berupa rutinitas sudah saya serahkan pada gadget sehingga telah di luar kepala. Isi buku catatan saya sekarang adalah kegelisahan #eaa. Buku hijau isinya mayoritas soal organisasi dan kepanitiaan, isinya mulai Januari-Mei 2014. Lebih ke hal teknis karena zaman itu kerjaan saya cuma motor, bukan pemikir. Sebenarnya sampai sekarang juga masih tidak suka berpikir sih. Tapi adanya paksaan membuat saya sedikit berubah.

Buku coklat dimulai saat kaderisasi jurusan untuk angkatan 2013 dimulai. Meski saya tetap bagian eksekutor, disini saya belajar cara berpikir. Mungkin hal ini disebabkan perbedaan model komunikasi yang saya gunakan. Pada masa buku hijau, komunikasi yang dilakukan lebih berupa komunikasi satu arah. Peran saya sebatas menerima perintah dan mencatat, kemudian meneruskan perintah kepada orang selanjutnya. Tidak ada proses mengolah informasi. Pada masa buku coklat, atasan saya melibatkan kami para bawahan untuk ikut membuat keputusan, sehingga kami ikut berpikir.

(awalnya ada gambar tapi dihapus haha)

Isi buku catatan saya yang sekarang coklat bukan lagi hal-hal teknis. Masih ada tapi tidak banyak. Beberapa soal training softskill seperti time management, personal branding, dan stage of team formation. Beberapa mengenai perbaikan sistem di organisasi. Beberapa berfungsi untuk melepas beban. 
13 Juli 2014 pertama kali saya curhat di buku catatan coklat setelah 45 halaman sebelumnya berisi organisasi dan kepanitiaan. Seluruh emosi yang tertuang masih bisa saya rasakan ketika saya membaca ulang tulisan itu. Abram sempat baca dan dia bingung saya nulis apa haha. Sepertinya tidak ada orang lain lagi yang baca.
16 Oktober 2014 pertama kali saya menyemangati diri sendiri, dengan menulis "Stay focused on your mission, Yusrina!" di buku catatan coklat. Sepertinya saat itu beban sedang berat. Saya ingat saya suka marah-marah sama orang tidak bersalah saking pusingnya.
Mei 2015 seseorang yang bukan teman dekat saya bilang "jadi diri sendiri aja. Kalau ada yang ingin dikatakan ya katakan saja". Saya bilang "aku takut menyakiti orang lagi" dan dijawab "yang penting jadi diri sendiri dan tidak bermaksud jahat". Kemudian ingatan saya soal bulan Juli 2014 kembali lagi. Kurang bisa move on ya hahah. Bagian ini saya tuliskan di buku coklat juga. Bersama beberapa tambahan curhat melankolis. Untuk merayakan ulangtahunnya yang pertama. Sekarang dia tinggal seperempat kosong. Semoga yang saya tuliskan bukan hal sedih lagi.

Omong-omong lebih mudah terbuka dengan orang yang tidak dikenal daripada sebaliknya. Terima kasih kepada beberapa "sesorang yang bukan teman dekat saya". Meski ada yang responnya cuma "oiya?", efeknya besar kok bagi saya. Terima kasih juga kepada buku catatan coklat saya, setahun kebelakang bisa saya review hanya dengan membaca semua yang tertulis.
Read More

Friday, June 12, 2015

Thursday, June 11, 2015

SPY Movie Review

To celebrate Mom and Dad 22nd anniversary, my family decided to watch SPY, an action comedy movie. Well these two things don't have any correlation, we just wanted to hang out to celebrate the day haha

Okay, first thing about the movie that caught my attention was Jason Statham. I've watched many action movies starring Statham, but this one had comedy added to it. So it must be special. 
And there's no second thing. I watched this movie only because of him haha.

Spy has the perfect proportion of action and comedy in a movie. This one is super fun--compared to recent action comedy movie, Kingsman, which I hate-- and has a perfect amount of beautiful action sequence.


Melissa McCarthy (Susan Cooper) who usually sits in the basement as a CIA analyst go undercover after her colleague is killed by a deadly arms dealer (Rose Byrne). Being in the field for the first time, she didn't make us laugh by hurting herself or other typical comedy. Her style of fighting (plus the nicely written script) that both badass and entertaining made us laugh instead. The story was actually simple: from zero to hero. But all of the actors bring their characters to life.  This is where this movie win over another. How the emotional bond between McCarthy and Byrne built up throughout the movie is what I love the most in this movie. Serafinowicz and Statham's script really made my day.

Despite Statham is not the lead in this movie, you sure need to watch him in this SPY movie. Everytime he appeared on the screen, I laughed myself to tears. And the ending of the movie will make you love him even more. The jokes are simple but wow.


Cant wait to see Matt Damon in The Martian this November.
Read More

Tuesday, June 9, 2015

Beberes Kamar

Akibat dari beberes kamar yang paling nyata selain kamar menjadi bersih adalah kembalinya kenangan-kenangan lama. Entah yang senang maupun sedih. Ceritanya saya sedang sortir kertas untuk dipakai ulang alias reuse. Maka ditemukan beberapa hal berikut.

1. Ini kenangan saat ospek himpunan 2 tahun lalu, yang membuat saya sadar sudah sampai di tahun akhir.

September 2013
Kamera dan tulisannya jelek ya haha.

"Kalo dilantik masuk HME, saya pengen jadi salah satu orang yang paling sering ke sekre (diantara cewe 2012 maksudnya) dan ngajakin ngeramein juga. Pas zaman magang nanti pengen magang di PSDA ato ga MSDM. Dulu sih kepikiran pengen pake jaket ATLET HME, buat olimpiade jadinya pengen jadi atlet. Tapi kayanya ga bakat apa-apa, jadi pas olim pengen jadi manajer kontingen. Semoga aja bisa tercapai. 

Paling deket dan paling realistis: jadi atlet HME olim 2015"

2. Form LO buatan kak Ratih yang bikin saya ingin jadi kadiv LO wisuda Oktober. Sayangnya posisi tersebut diambil orang dan cuma kebagian jadi PJS kadiv LO. Tapi gapapa sih, tetep seru.
Oktober 2013
3. Hasil print buku Elektronika karena waktu itu kuis openbook tapi lupa bawa buku. Habis uang lumayan banyak, eh kuisnya susah banget ga ada di buku haha.

4. Teklap Program Penerimaan PSM 2013 zaman saya masih berkecimpung dalam divisi non-musikalitas (fusion dari divisi acara, materi metode, dan lapangan). Pertama kali saya masuk ke divisi acara dan ketagihan jadi divisi acara. Karena divisi fusion begini, jadi kerjaannya macam-macam. Saya pernah jadi moderator forum evaluasi, korlap, timekeeper, tadis, bahkan MC. Seru sih belajar banyak hal. Anak 2013 bilang muka saya rese kalau sedang jadi moderator hahah

5. Teklap Konser sing on, prekompetisi jakarta, dan prekompetisi bandung ITB Cultural Tour 2014. Setelah coba jadi divisi acara di poin 4 tadi, sekarang jadi divisi acara untuk konser dan hasilnya jadi korlap buat ketiga konser di atas. Lelah tapi belajar banyak soal mempengaruhi orang biar nurut sama kita.

6. Berkas administrasi perizinan untuk ospek himpunan tahun lalu. Pertama kali jadi divisi perizinan yang menyebabkan saya dapat divisi perizinan lagi untuk acara lain.

7. Berkas divisi acara Festival Paduan Suara 2015: skrip untuk MC, pembagian kerja dan rincian jobdesk, serta teklap. Acara ini merupakan salah satu yang kepanitiannya paling emosional, ada drama dan intrik ala sinetron.

8. Berkas syarat pembuatan rekening BN*. Sulit sekali bikin rekening atas nama lembaga di sini, akhirnya pindah ke Mandir*. Berkas ini bukti saya pernah jadi bendahara, pertama dan terakhir kalinya sepertinya. Satu-satunya program kerja saya yang berhasil 100% adalah bikin rekening atas nama lembaga hahahahahha

dan dokumen-dokumen lain yang punya cerita masing-masing.
Sudah segitu aja ceritanya, sebentar lagi Maghrib, saya mau lanjut beberes terus pergi ke kampus. Daah
Read More