Wednesday, September 21, 2016

Dilema

Saya orang yang nggak senang jika melihat cewe dimaklumi karena sedang pms. Namun, juga ga bisa dipungkiri bahwa pasti adaaaa aja yang terjadi pada diri saya, baik secara fisik maupun secara emosi, di hari-hari sekitar waktunya dia datang. Jadi ya gitu, kesel-kesel sendiri kalo tiba-tiba marah atau nangis padahal pemicunya sebenernya ga terlalu wow hahahaha. Kalau fisik mah yaudah, jalannya cuma perbaiki gaya hidup kayanya.

Udahan, tamat. Sebenernya mah ada kerjaan da wkwk.
Mumpung nulisnya ga perlu waktu lama.
Read More

Sunday, September 18, 2016

Steller Orang


Keunggulan cerita dengan sudut pandang orang ketiga adalah kemampuannya mengajak pembaca menikmati suasana yang sama karena peran penulis dan pembaca yang sama-sama orang ketiga. Saya suka cerita ini. Terbayang oleh saya hangatnya cangkir pada tangan dan hangatnya hati karena pertemuan.

Omong-omong, melihat dan mendengar kembali sesuatu yang biasanya mewarnai hari-hari memang bikin kepala ini banjir kenangan ya haha. Eh iya ga?
Read More

Saturday, September 17, 2016

Akhir Minggu Ketiga di Jakarta (2)

"Kamu jadinya jalan jam berapa, Yus?" telah disuarakan oleh Wida sejak adzan subuh belum berkumandang hingga matahari mulai bikin keringetan. Saya yang memegang azas yaudah gimana nanti tentu saja tak punya jawaban dari pertanyaan Wida hahaha.

#nowlistening Andien - Teristimewa
(tapi suara diri sendiri, maklum narsis plus ga bisa streaming lagu wkwk)

Nggak bisa bohong, saya excited banget hari ini. Bahkan, menerima satu kata "Jadi" sebagai jawaban dari pertanyaan "jadi bagaimana?" pun cukup untuk memberi saya energi berangkat mandi. (Biasanya saya mandi pagi kalo udah kepepet harus berangkat kantor). Setelah sarapan, ketika sedang duduk di lantai di depan pintu kamar sambil ngobrol dengan Wida, terdengar langkah kaki di tangga. Lalu orangnya muncul dari ujung tangga itu. Ternyata nggak ketemu selama 7 minggu itu menimbulkan rasa deg-degan dan pangling ya haha. Btw, itu 7 minggu baru banget saya hitung pas nulis ini wkwk.
Hati saya lega, dia stok ekspresinya masih itu-itu aja jadi saya nggak merasa asing dan malah ngerasa kangen haha. Rasanya seperti kembali makan eskrim Populaire stroberi setelah sekian lama nggak makan: jadi ingat alasan kenapa selama ini suka itu eskrim pas kembali ngerasain lumernya vanila di lidah.
Ya skip.

Setelah Go-Ride-nya Wida tiba dan Wida berpamitan pulang kembali ke Bandung, perjalanan saya dan dia dimulai. Dimulai dengan bingung lebih tepatnya wkwk. Target saya hari ini cuma dua sih memang: 1) ketemu; 2) naik TransJakarta. Jadi ya gitu nggak tahu mesti ke mana. Apalagi si saya suka dengan ketidakpastian hahaha. 

#nowlistening bonita & the hus Band - terimakasih
(entah kenapa lagu ini selalu saya nyanyikan penuh penghayatan)

Monas

Sang tour guide sudah memutuskan. Kami jalan menuju Halte Karet. Didahului dengan beli BNI TapCash karena nggak punya e-money apapun dan mengikuti saran Bang Leo untuk punya setidaknya satu, saya naik TransJakarta for the first time in forever wuhuw. Kami menuju Monas guys.

Rasanya memang seperti pelesir, mata saya selalu mengarah keluar bus, ke arah gedung-gedung tinggi itu. Tak terasa tibalah kami di Monas. Turun dari kendaraan, kami berjalan menuju pintu masuk yang ternyata nggak dekat. Terdengar bebunyian dari tujuan kami. Rupanya temanAhok sedang ada acara. Saya suka lagu yang dinyanyikan, ada yang suaranya pecah sehingga terdengar seperti menangis haru.

Kami masuk gerbang dan baru jalan beberapa langkah ketika dia dipanggil bapak-ibu dari alumni USU Teknik Sipil '80 buat jadi tukang jepret. Aneh kok orang USU kumpul di sini haha. Setelah beberapa kali jepretan, dia pamit. Saya bangkit dari duduk kemudian,

"Makasih ya. Semoga kalian menjadi keluarga yang..."

seorang bapak berkata sambil melambai. Saya nggak dengar lanjutannya tapi tertawa. Dia juga tertawa. Bapak itu juga. Entah siapa yang menulari siapa.

Perjalanan dilanjutkan dengan nyari toilet karena saya ingin pipis. Tau nggak, di ruangan yang tulisannya toilet wanita itu, ada dua cowok sedang tidur. Nggak ngaruh apa-apa sih, kan toiletnya berpintu, meski tetap agak aneh kenapa dua orang itu tidur di situ jam segitu. Yaudah sih haha.

Jalan-jalan ini beneran jalan, bukan kunjungan ke Monas haha. Kami nggak naik ke atas, ya jalan aja gitu. Lihat ijo-ijo, ngomenin apa yang dilihat. Emang dua-duanya tukang komentar. Keluar dari area Monas, kami menuju Ragusa naik bajaj. Tapi nggak oren warnanya. Supirnya juga bukan Bajuri. Ini kali pertama saya naik bajaj haha. Saya nggak ngerti mata dan gestur saya yang menunjukkan bahwa saya ingin atau memang dia yang ngide. Pokoknya saya senang karena keinginan terkabul haha.

Ragusa

Jalan Veteran kalau nggak salah sih. Daerah ini terasa lengang dan rawan kejahatan. Terbayang oleh saya pencahayaan remang dan abang-abang duduk di dalam mobil berkaca film tebal sedang bersiaga mencari target untuk diculik. Padahal ini siang hari. Haha.

Isi rumah atau toko yang kami lewati juga auranya aneh. Patung-patung, bau pengap, saya jadi membayangkan sebuah cerita terjadi di sini. Bukan penculikan kaya di atas kok, beda genre hahaha. Lokasi tujuan kami juga memiliki kesan yang kurang lebih sama, lawas. Memang tempat ini sudah terkenal sejak lama sepertinya, sayang sekali saya nggak punya koneksi internet memadai untuk memberi informasi lebih akurat.

#nowlistening Mr. Sonjaya - Sang Filsuf

Es krimnya enak, sungguh, apalagi yang rasa nougat. Saya belum bilang kalau ini tempat makan es krim ya? Hahaha. Pengunjungnya dari berbagai golongan umur. Ada umur-umur yang terlihat bernostalgia, ada umur-umur yang terlihat nongkrong-nongkrong biasa. Lintas generasi. Bahkan pegawainya juga. Seorang bapak yang terlihat sudah melewati paruh baya sangat bersemangat melayani pengunjung, seperti menyampaikan bahwa ruang ini memang pusatnya bahagia. Kayanya beliau kebanyakan makan es krim, lalu jadi kelewat bahagia sehingga bisa menularkan semangat pada siapapun dalam radius sekian. Haha

#nowlistening Mr. Sonjaya - Langgam Suminem
(ini memang dengerin sealbum maaf ditulis semua wkwkw)

Selain makan es krim, Beberapa pengunjung ada yang makan sate. Kata dia ada yang jualan sate di depan toko ini. Kami nggak makan sih, nonton aja. Perjalanan dilanjutkan ke Masjid Istiqlal dengan berjalan kaki. Dekat kok. Oya kami lihat ada TransJakarta yang diperuntukkan untuk wisata, yang tingkat itu loh. Menarik sekali (saya ingin naik).

#nowlistening Mr. Sonjaya - Part Time Lover

Masjid Istiqlal

Kebetulan pas ada yang sedang menikah haha. Khotbah(?) yang disampaikan lucu. Lebih kaya ngobrol santai gitu. Saya cuma dengar sepotong sih. Kami titip sepatu kemudian berpisah dan janjian ketemu di tempat itu lagi.

#nowlistening Mr. Sonjaya - Berduyun-duyun

Kembali menuju titik temu, dari kejauhan saya sudah lihat orang itu lebih dulu tiba, duduk dengan tatapan berfokus pada layar ponsel. Kalau boleh, saya ingin diem di sini aja nontonin dari jauh itu orang duduk diam di situ, ngestok pemandangan buat sebulan ke depan haha. Hih horor amat ya gue.

Kami meninggalkan area Istiqlal, iya memang sebentar da cuma sholat. Ada rombongan opa-oma bule yang datang ketika kami pergi menuju gerbang. Asyik kali ya kalo udah pensiun terus kegiatannya tinggal menikmati anugerah Tuhan, gausah mengejar dunia haha. Dari gerbang tempat kami keluar terlihat katedral di depan masjid yang sangat menarik. Saya ingin ke sana deh. Oya, setiap lihat rumah ibadah yang megah gitu saya selalu ingat mimpi ingin ke Hagia Sophia. Kapan-kapan kalo punya uang haha. Kebanyakan baca cerita perang dan legenda drakula jadi gini deh.

Loncat-loncat topik mulu ya. Iya kalau lagi berkesempatan menikmati tempo hidup yang lebih lambat dan diperbolehkan menjadi penonton seperti saat ini, saya suka menyebar pandangan dan menyerap sebanyak mungkin momen. Dijadikan stok mimpi-mimpi baru untuk dicapai atau jadi cadangan bahagia, in case batre sedang abis haha.

Museum Nasional

Kami naik TransJakarta gratis yang tingkat itu huray. Akhirnya tercapai impian buat naik bus ini setelah sejak beberapa saat yang lalu cuma bisa nonton orang-orang dalam bus dari mobil lain. Bus ini lewat Monas (iya balik lagi ke titik nol haha) lalu melewati Museum Nasional. Nggak tahu apa alasan awalnya, tapi kami tiba-tiba turun di sini. Memang nggak ada agenda tetap sih ya haha. Fyi, tiket masuknya Rp 5.000,00 per orang dan ini tempat yang paling membahagiakan buat hari ini. Sungguh.

Ada yang nonton video saya untuk Godrej? Engga ya? Yaudah jangan, itu ga niat plus cuma sekian menit bikinnya haha.
Saya suka tempat ini. Selain memang karena tertarik dengan tempat yang menyuguhkan kurasi begini, suka tempat yang rapi, dan suka alur cerita yang dibawa dari pintu masuk hingga pintu keluar, saya suka efek yang ditimbulkan tempat ini pada partner perjalanan saya.

#nowlistening Tulus - Manusia Kuat

Salah satu yang membuat seseorang terlihat menarik adalah ketika dia sedang sangat percaya diri. Memang terkenal suka kasih funfact, saya nggak heran kalau di tempat seperti ini pasti dia akan seketika berperan sebagai tour guide.

"Itu namanya lingga, kalau yang itu yoni. Lingga itu blablabla."

Ada semangat yang terasa saat dia bercerita, meski saya tahu semua yang dia omongin itu, saya menyimak aja. Lebih asyik nontonin orang senang kan daripada bilang "udah tau ah" dan jadi kehilangan tontonan? Haha.

Engga sih, sebenernya habis itu saya banyakan nggak tahunya kok. Jadi emang guide-nya berguna haha. "Tuhkan bener Dinasti Ming itu abad blabla"

Sepertinya waktu kami paling lama dihabiskan di sini. Memang luas sih tempatnya. Oya satu lagi yang membuat saya bahagia di sini adalah adanya kesempatan untuk sendiri dan kesempatan untuk merasa punya teman seperjalanan. Kadang saya di depan, kadang dia di depan, kadang bersama. Berhenti lebih lama di titik yang menarik perhatian. Berjalan cepat kalau nggak menarik. Rasanya nggak ada tuntutan jadi lebih rileks dan bahagia haha.

Karena saya bahagia, jadi cerita tentang tempatnya malah pendek ya haha. Banyakan curhatnya . Yaudah. Kami menuju titik awal, Halte Karet, naik TransJakarta lagi. Kali ini saya berdiri. Nyobain duduk udah, nyobain berdiri udah. Ini #prestasi. Selamat ya Yus hahaha.

Pulang

Perjalanan berakhir di sini karena dia harus sudah tiba di rumah sebelum maghrib. Kami belum makan siang. Dia menempuh perjalanan pulang membawa oleh-oleh berupa lapar haha. Katanya, ga enak kalo berpisah di bus, jadi solat ashar dulu baru berpisah.

"Sampai jumpa lagi. Nanti. Masih lama," katanya.

Kata-kata perpisahan macam apa itu heu. Anw, saya puas dengan perjalanan hari ini. Dapet tontonan banyak haha, beberapa pasti bakal inget lama karena nyambung sama ingatan-ingatan lainnya.

#nowlistening Tulus - Tergila-gila
Ini lagu paling nempel di telinga

Btw ini random, saya penasaran deh, orang yang ditinggal mati suami kaya apa ya rasanya? Dulu waktu Pak Gapur baru meninggal dunia, Ibu Sukarti nyolek tangan saya dan bilang "Hayo udah ga punya kakek ya sekarang" dengan senyum bercanda dan muka tabah. Hatinya isinya apa ya?

Oya, kata kurasi nggak ada di KBBI, ada yang tahu harusnya apa?
Read More

Friday, September 16, 2016

Akhir Minggu Ketiga di Jakarta

Setelah melewati rasa-rasa campur aduk, akhirnya datanglah penghujung minggu ketiga saya resmi jadi orang yang menuh-menuhin Jakarta. Entah karena sudah mulai betah atau karena ini hari Jumat, perasaan ringan sudah hinggap di hati sejak pagi hari datang. 

#nowlistening Tulus  - Langit Abu-Abu

Saya bangun tidur dengan riang,
mencuci dengan riang,
mandi dengan riang,
berangkat dengan riang,
beli sarapan nasi uduk untuk saya dan bubur ayam untuk Bang Leo dengan riang,
serta melanjutkan perjalanan ke kantor dengan riang.
Pokoknya mood-nya oke sampai saat ini deh.

Enaknya #nowlistening Sore - Belajar Untuk Riang

Minggu ini saya nggak pulang ke Bandung. Sengaja karena ingin jalan-jalan di Jakarta. Masa sih selama tiga minggu cuma hapal jalan kos-kantor-kos doang hahaha. Untuk mengisi akhir minggu yang indah ini, saya udah waiting list minta waktu ke orang sejak minggu lalu, semoga dapet. Selain itu saya juga janjian sama orang yang lain lagi. Dan satu lagi untuk hari Minggu. Hahahah ga bisa sendirian jalan-jalannya.

Hari ini sudah terkabul makan malam bersama Wida, plus punya teman ngobrol hingga malam hari karena dia nginep di kamar saya. Asyik nggak sendirian di kosan.

Pengalaman pertama yang terjadi hari ini adalah naik grab-bike, naik go-car, pergi ke Kota Kasablanka yang saya baru tahu disingkat Kokas, makan di Toridoll Yakitori, dan nonton live music tapi dari bawah jadi mukanya ga keliatan wkwkwkwkwk.

Di Kokas saya ketemu Adelwin, Irena, Adari, dan Alvin secara nggak sengaja. WOW. Padahal kenalnya di Bandung. Mereka berempat adalah teman kuliah dan teman goa (kecuali Adari yang merupakan penghuni PAU). Ini masih merupakan rangkaian momen DuniaItuSempit setelah ketemu Jordan (temen SMA, Bandung) di Pulau Kenawa dan Kak Jordi (temen kuliah, Bandung) di Menara Sampoerna.

Sampai jumpa esok. Semoga kabar kepastiannya baik hahaha.
Read More

Monday, September 12, 2016