Tuesday, May 26, 2020

Project Akiyama: Week 5 Closure

Say that I've been obsessing over a perfect destination, a journey I'm very, very proud of, for 5 years at least? I wanted it to be so perfect that I forgot sometimes things go south.

At first, it was very hard for me to admit that I came unprepared for the journey. I was on board not knowing how to handle challenging situations. Of course I could learn and adapt--and I did, but it was a lot of work and dedication. It cost me an arm and a leg. I felt alone and lost, caught in a storm. Only last year I realize that I actually got a partner, a kind one, that is willing to help me grow and learn. It is the most beautiful thing I ever have.

And it's warm, and real, and bright. And the world is somehow shifted.
(Ini lirik I See the Light wkwkwkkw)

With him (and mba Risa's annoying questions too) I learn how to question myself. What am I doing? What do I want? How do I feel about it? A set of questions with no right answer.

While trying to find my answer, I understand that it is important to admit (at least be honest with myself) that I need help, that I am in a challenging situation, that I am not okay, so that I can see things as they are. Only then will I know where my journey lead to.

Today I rewrite my wish. I don't need perfect. I am proud of how real I can be.

Terus lagunya pas Karolina dong huhuhuhuhuhuhuh sad.
I thank my SO for being warm, and real, and bright. Thank you ๐Ÿ’•

Read More

Tuesday, May 19, 2020

Project Akiyama: Week 4 Career Roadmap

Mohon maaf saya ngomong tentang karir dan belajar melulu karena kesehariannya memang berkutat di situ. Kali ini saya sedang buat career roadmap dan development dashboard.

Jika kalian para pembaca adalah warga twitter seumuran saya dengan lingkungan pergaulan yang dekat, kemungkinan besar ketemu sama tweet populer ini ya:


Sejujurnya di awal perkariran saya ga pernah pikir ribet-ribet. Dari bayi sampai kuliah semua sudah ditentukan jalurnya bagaimana, pikir saya, nanti kerja apa juga akan dikasih tunjuk. Namun, ketika mulai enek dengan kuliah yang nggak ngerti "bentuk"-nya kaya apa dan ga kerasa pula yang saya kerjain ini hasilnya bagaimana, saya mulai berpikir untuk pilih jalur karir murtad dari teknik elektro, teknik komputer, dan sebangsanya. (Di kehidupan selanjutnya baru sadar bukan elektro yang bentuknya ga keliatan tapi saya yang ga nyampe pikirannya haha)

Kebetulan pola pikir saya kala semester 6 harus cari kerja praktik kurang lebih sama dengan yang ditweet mas-mas itu. Pertama saya kepo-kepo dulu mau market apa (untuk selanjutnya saya mau sebut market sebagai industri). Waktu itu kakak 2011 yang paling keren dan bisa ditanyain itu Kak Ovi di Accenture, Kak Ratih di Microsoft kebetulan keduanya kecimpung di IT services. Saya yang kekeuh hasil kerjanya harus keliatan ya nggak daftar (ga akan keterima juga lagian dengan resume macam saat itu wkwk wong IPK dapet 3 aja mesti nunggu transkrip semester 5 keluar). Ada profesi apa lagi sih di dunia ini?

Bingung dunia kerja itu sebenernya isinya apa lagi, saya gali-gali mulai dengan intip mimpi zaman SD dulu: kerja di TV. Sebenernya secara spesifik dulu cita-cita saya jadi semacam David Attenborough. Namun, menyadari nggak bisa tiba-tiba terkenal, mungkin bisa dimulai dari kerja di TV atau iklan aja dulu. Maka saya daftar ke NET yang saat itu sedang populer. Lupa waktu itu siapa ya yang info, kak Iffah gitu kalo ga salah. Pilihan kedua ke marketing Unilever sebagai yang produk dan iklannya di mana-mana, ceritanya mau arah ke cita-cita pas SMP jadi copy writer. Keduanya ga ada kabar. Eh, terus ketika nyoba marketing P&G berhasil lolos sampai interview user. Di kantor Senayan sana ketemu Dea yang lagi proses intern finance, yang kemudian ketemu lagi ketika sama-sama kerja di Unilever. Akhirnya P&G ga lanjut proses berikutnya sih. Waktu itu sedih banget tapi ya yaudah.

Tingkat tiga ditutup dengan dapet kerja praktik cuma modal swap nama dengan Demsy. Ajaib memang hidup. Perjalanan mengejar karir yang dimau belum berhenti tentu saja. Interview P&G itu menyisakan rasa penasaran sama industri barang consumables alias bahan habis pakai. Semester akhir kuliah nyoba P&G lagi tapi masih ditolak. Unilever, Nestle, Danone, GSK, semua sama. Akhirnya dapet first job masih dengan modal networking. Ajaib memang hidup. Industrinya agak belok sedikit consumer durable, tapi bisalah dibawa belok balik ke jalur aslinya. Daftarnya marketing tapi ujungnya supply chain karena minta nego gaji haha. Belok juga nih.

Udah nih settle pekerjaan pertama? Sebagai anak baru lulus agak degdegan dong... bener ga ya stepping stonenya? Di fase inilah baru dimulai bikin career roadmap, gara-gara diskusi dengan mentor pertama saya, Pak Fajar, yang kalau di blog ini saya panggil Capt. Ini linkedin learning bikin career roadmap kalo mau nonton. Saya kasih roadmap tiap fase-fase berpikir saya ya. Enak banget kalau lagi perlu buat keputusan maju atau diam. Cuma dulu ya ga dibikin tabel cuma urek-urek di buku wkwk. Btw ini pakai kaidah pindah tuh ga bisa breg langsung ya, satu-satu antara role dulu atau industri dulu.

Roadmap Initial. Mahasiswa tingkat akhir belum pernah kerja


Case1. Offer kerja pertama: industri meleset sedikit, company meleset, role meleset. Decision: diambil da butuh ๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€ eh ternyata seru -> RoadmapAdj1


Case2. Ketemu senior inspiratif pivot dari Finance ke Supply Chain tanpa pindah perusahaan. Juga terjadi sesuatu di company yang bikin terekspos dengan struktur Finance -> RoadmapAdj2


Case3. Offer kerja kedua. Role sama, industri sama. Nggak mempermudah capai tujuan plus kalo pindah perlu adaptasi perusahaan baru, maka memilih stay di jalur


Case4. Offer kerja ketiga. Dapet nih role logistic sesuai yang direncanakan di Job #1, eh tapi diarahkan ke project 3 months, jadi teteup stay with current roadmap aja deh


Case5. Offer kerja keempat. Ini nih contoh subjectivitas ya. Udah cakep industrinya, cakep pula udah dua tahun kerja saatnya bergerak, tapi tetep ga diambil karena satu dan lain hal wkwk


Case6. Offer kerja kelima. Company idaman yuhuu ๐Ÿ’– Akhirnya pindah kerja within designated timeframe.


Case7. Terusik hatiku.
RoadmapAdj3.






fyi visual guide for Adventure Motorbike 

Read More

Tuesday, May 12, 2020

Project Akiyama: Week 3 Adulting

Ini minggu ketiga sejak effective date. Temanya adalah bosan. Bosan belajar. Sok iye banget sebenarnya ya, macam sudah ahli saja. Namun, mengerjakan hal yang itu-itu aja, di meja itu lagi, di depan laptop lagi, ya memang bosan juga. Akhirnya Minggu sore punya ide kirim-kirim makanan buat anak kosan. Dibilang kirim-kirim sebenarnya nggak sebanyak itu juga sih, cuma tiga tempat. Awalnya mau empat tapi yang satu lagi ditolak hahaha. Sedih tapi yasudah. Mau kirim ke SO juga tapi kok jauh ya takut udah ga bagus, jadi batal juga.

Gara-gara ide kirim-kirim tersebut akhirnya jadi chat sama Astari, lalu dia ide untuk bikin teleponan geng rumah belajar Tama alias kempar kempur (gatau kenapa nama grup WA-nya gitu). Terjadilah teleponan berdurasi sekitar 3 jam sama mereka-mereka itu, sambil main tebak gambar juga plus ketawa ketawa ga jelas. Kangen banget banget banget. Hampir fullteam cuma Tanto aja yang ga muncul, ia baru muncul di grup pada Senin paginya. Abis kelar telepon ini jadi kangen telepon SO juga, tapi dia kerja. Lagipula saya orang yang sabar (kayanya). Semoga situasi segera kondusif ya.

Harusnya disensor ya latarnya Fadel tapi mager
Serunya ngobrol dengan teman lama zaman remaja krisis adalah saya jadi sadar bukan cuma saya yang merasakan perubahan-perubahan, adaptasi-adaptasi. Dari dulu bikin laporan praktikum bareng di lantai karpet sambil tiduran makan sari gandum atau ngusir tikus di bawah tangga, sampai sekarang misah-misah kota berbagai mata pencaharian membangun keluarga-keluarga baru. Ya memang iya mana mungkin saya doang yang mengalami perubahan, cuma kaya ditepok gitu lho dibikin "heh bangun". Ada yang udah ganti kota, ada yang udah ganti kerjaan, ada yang udah ganti pacar, ada yang udah ganti status, ada yang udah mau lahiran 2 minggu lagi. Bener-bener beda jalan.

Hari ini sembari nulis dan mata berkaca-kaca saya jadi sadar juga bahwa semua orang punya porsinya masing-masing dalam hidup. Ga perlu maksa, lakukan aja sebaik yang saya bisa. Kalau lelah ya istirahat. Kalau butuh bantuan bilang. Merangkum krisis jatuh-bangun-jatuh-bangun dari zaman tingkat dua dulu sampai sekarang, saya percaya yang bikin saya tetap ada sekarang ini karena saya mampu bangkit lagi dan saya nggak pernah sendirian. Banyak orang baik di sekitar yang akhirnya buat saya sadar bahwa saya berlaku indifferent itu nggak menolong siapapun termasuk diri saya sendiri. Masih belajar sih karena ya masa 20 tahun ga punya perasaan dan selalu transaksional bisa dalam 6 tahun berikutnya tiba-tiba jadi baik hati wkwk. Saya bersyukur punya kesempatan kenal dengan orang-orang baik sehingga tahu mana yang perlu ditinggal. Senang sekali teman-teman (dan SO) tercintaku mau bertumbuh bersama saya ๐Ÿ’—

Sekian. Saya mau belajar buat tutor nanti malam.

Btw, gara-gara saya sinisin beberapa waktu lalu, sales periplus sekarang kalau WA minta izin dulu hahahaha.

42.5
Kangen bakmi bangka
Read More

Tuesday, May 5, 2020

Project Akiyama: Week 2 Liar Game

Ternyata saya bosan. Jadilah kali ini muncul project kedua, Akiyama. Awalnya ingin saya beri nama Full Moon, tapi kan mau dibuat weekly kok ga nyambung namanya haha. Maka digunakanlah nama yang lagi sering ada di kepala alias Akiyama tokoh utama manga Liar Game.

Berbeda dengan Sunrise yang dibuat harian selain karena sepi kebanyakan waktu juga rutinitas belum jelas maunya apa, Akiyama akan muncul di akhir minggu dan cerita highlight aja. Bosen kan Sunrise dengar saya cerita olahraga mulu selama sebulan? Hahaha

Ini adalah akhir minggu kedua dihitung sejak effective date 22 April. Saking banyaknya waktu, saya yang awalnya bingung mau mengalihkan energi cinta mati dan gila kerja ini kemana ternyata bisa juga akhirnya menemukan banyak hal untuk dijadikan obsesi cadangan haha.

Pertama, cari kerja. Yang ini jelas ya, saya udah pernah bikin progress report di Day 30. Masih ingin idealis nurut sama alasan awal resign, cari-cari fokus hanya di sektor energi dan farmasi. Sebenernya ini awalnya iri aja karena SO bahagia betul nampaknya bekerja di public sector. Eh terus Wida pindah dari BI ke UNAIDS, makin tergodalah. Padahal maunya pakai kriteria multinasional dan public company. Jadilah sempit sekali ruang gerak ini. Mari dipantau saja kapan akan menyerah haha. Masalah cari tempat yang baik untuk kesehatan mental belum diulik karena sudah terbukti saya jagonya bertahan dan sok kuat wkwkwkwk.

Kedua, olahraga. Cerita saya beli yoga mat sudah ya? Nah, ini dalam rangka fokus core dan mau bikin perut kotak-kotak hahahahaha ga deng, dulu yang awalnya 2 kali seminggu sekarang jadi dua hari sekali. Kerasa sih lebih mampu melakukan hal-hal aneh. Kemarin ada gerakan explosive push up. Kebayang deh kalo ga pake mat itu telapak tangan retak kali wkwkw lebay. Bentar lagi belajar boxing nih kayanya haha.

Ketiga, belajar. Ini nih peer banget karena menjadi relevan dengan pasaran sekarang itu ya susah. Mau apa dulu yang dimulai nggak tahu. Baru sadar chart yang dishare kak Agas dulu dan kata-kata Pak Deden dulu itu bener. Pool job market-nya planner sempit, dibagikan mulut ke mulut, dan talentnya sedikit. Di mana-mana iklan yang seliweran lowongan customer service dan logistic. Mau nggak mau ya memantaskan diri jadi yang bisa segala wkwk plus networking sedikit-sedikit. Kemarenan selesai logistic foundation di LinkedIn learning. Sekarang lagi mulai SC Analytics di MITx nya edx. Gatau deh telaten apa engga. Sebenernya planner semua lagi gerak ke machine learning. Kalo mau ya belajar R kaya Yoga tapi mager buanget. Dia bilang ada lowongan di Shopee, planner tapi ngoding wkwkwkwk wow sekali.

Keempat, closure. Ini proyek saya dari 2018 yang belum juga selesai. Sebagai orang yang keras kepala dan punya imej sebagai orang jujur dan straight forward, agak sulit bagi saya untuk mengerjakan proyek dalam tim dengan tingkat otonomi tiap individu rendah. Apa namanya? Sentralisasi ya? Pengennya ngelawan mulu. Tapi ya sulit juga mau dibubarin soalnya belum selesai. Mei tahun lalu berhasil buat progress sedikit, dibantu SO. Bukan dibantu sih lebih tepat disebut diudag-udag kalo bahasa sunda. Kalau ngomongin dia tuh suka bingung gimana cara berterimakasihnya๐Ÿ’•. Nah saking kebanyakan waktu, minggu ini mulai kepikiran buat lanjut lagi. Tapi ya kepikiran doang ga dikerjain. Bikin to do list aja dulu. Nunggu arahan dari yang di atas karena ya itu tadi otonomi rendah wkwkwk. Heran dimana-mana kaya gini kerjaan w.

Panjang banget yaampun. Nanti kalo tiba-tiba saya obsesi masak atau berkebun saya kasih tahu ya haha. Btw ini first take Adore You ngakak banget tiap believe it. Biasanya denger radio doang sama lagu di kantin kantor, jadi latian dulu bersama Harry Styles. Dia effortless beauty ya suka deh.




43.3
I can't lie, can I?
Read More