Saturday, March 31, 2018

Batuk

Ya selamat merayakan April Fools Day teman-teman. Saya ni utang post belum ditulis-tulis malah bikin cerita baru lagi.

Barusan nonton Love For Sale di Hollywood XXI. Terus mas sebelah nengok saking ga berentinya wa batuk. Mungkin dia mau cek ni umur berapa orang sebelah wkwk.

Lalu di gojek batuk tak henti ampe nangis rasanya susah napas. Untung bapake ga noleh nanya "napa neng" soalnya saya ga bisa jawab, wong napas aja mesti disempet-sempetin.

Selanjutnya di pizza hut antre takeaway, ibu yang antre di depan saya noleh ke belakang mungkin lelah menghitung berapa kali ini anak belakang saya mengeluarkan bunyi "uhuk". Nyindir apa pegimane.

Ya sekian. Trims.
Read More

Monday, March 12, 2018

Pagi

Saya lho baru banget sampe kosan tapi tetep niat nulis haha. Kalau bahagia itu jadi berapi-api gitu rasanya.

"Aing abis nemu ini," kalimat pembuka sambil dia mengacungkan sebuah peta. Saya sih anaknya suka geer ya jadi nggak yakin beneran nemu atau ada sedikit niat nyariin wkwk. Pagi tadi saya dapet lungsuran peta yang sudah dilingkari di bagian mana si hotel berada. Pertanda bahwa petanya memang dipake. Kebetulan dia pernah tinggal di hotel yang sama dengan yang akan saya tinggali nanti, memang cuma jalan sedikit sih kalo menuju kantor. "Nih yang ini hotelnya, ntar tinggal tunjuk aja, gampang," katanya. Ini masih sambungan dari nasehat-nasehat dan pertanyaan-pertanyaan Jumat kemarin. Entah saya yang memang terlihat mengkhawatirkan dan berpotensi tersesat atau emang merekanya yang baik dan perhatian. Saya sebut mereka karena nggak cuma dia yang nanyain mulu. Hotel udah? Jadi siapa yang bayarnya, cash atau gimana? Visa udah? Berarti selama lo nggak ada ga bakal ada shipment masuk ke Indo dong? Lo berapa lama sih? Dst.

Ya saya sih anaknya mudah terharu ya. Sudah meleleh ini juga, untung aja saya inget orang-orang yang perhatian itu lebih sering ngeselin dibanding perhatian jadi saya ga kebawa arus perasaan wkwk.

Oya, hutang tulisan 10 Januari kemarin dapet tambahan materi. Karena tadi saya lembur berdua doang, jadi ada curhatan tambahan dari doi si subjek cerita 10 Jan. Nanti saya tulis yah, yang ini sedih jadi butuh agak lama ngumpulin emosinya.
Read More

Sunday, March 11, 2018

Friday, March 9, 2018

Geng McD

Akhirnya malam ini kembali ritual malem sabtuan dengan geng. Lupa banget kapan terakhir ngobrol panjang hingga larut malam sama mereka saking sibuknya anak-anak marketing itu keluyuran ke berbagai kota. Ditambah pula dengan terjadinya konflik internal yang menyebabkan anggota geng mreteli satu per satu. Namun, ada hikmah bahwa ketidakcocokan itu memang tidak dapat dipaksakan ya saudara-saudara hehe. I learned it the hard way. Tsaaah ngeri euy. Apa sih, yus.

Intinya saya tuh kangen lihat mereka ketawa-ketawa dan ejek-ejekan siapa yang kena Stockholm syndrome akibat abusive relationship dengan bosnya (yang hampir jadi bos saya juga, untung ga jadi). Adaa aja cerita baru yang menarik untuk disimak. Kenikmatan jadi penonton ini luar biasa sih, bikin sadar bahwa saya itu hanya remah-remah di kehidupan yang pesertanya ada milyaran ini. Jadi lupa permasalahan hidup gitu lho kalau liat mereka menertawakan diri sendiri dan orang lain.

Daaan, yang juga penting adalah saya pulangnya nebeng caring-and-loving friend. Saking udah lama ngga ngobrol sampe lupa kalo dia itu perhatian huhu terharu. Jadi kangen Daryl dan Andaswara juga meski sebenernya baru aja video call bareng Astari, Arsita, dan Pratama tuh dua minggu lalu.

Udah sih itu aja. Saya senang hari ini. Eh iya, tadi pas makan siang diceramahi (dan dihasut) Mba Noorma soal si mas yang single itu, katanya berprospek. Mulai nih Carissa cari warga buat backing teori-teori biro jodohnya.


Geng McD dulu itu Carissa, Kak Steffi, Pratama, Mas Danang, Mas Hary. 3 meja disatuin.


Bahagia ketemu bebek yang memotivasi jadi kaya biar bisa beli tanah pelihara unggas hoho. Makasih bek.

Read More

Sunday, March 4, 2018

First Biz Trip Ep. 1: Passport

Paspor pertama saya dibuat lima tahun lalu dalam rangka kompetisi choir di Busan yang kemudian batal diberangkatkan karena sponsor nggak cukup. Artinya, tahun ini paspor saya habis masa berlakunya dan mesti diperpanjang. Sebenarnya saya memang sudah ada niatan perpanjang awal tahun ini karena ada isu-isu ingin mengunjungi Daniel yang sekarang jadi oppa anyeonghaseyo. Namun, wacana hanyalah wacana sebab Daryl dan Pratama hayu-hayu cicing.
Jadilah agenda business trip ini yang benar-benar menggerakkan saya untuk perpanjang paspor. Kentara banget ya nggak pernah ngeluarin uang untuk liburan ke luar negeri dan juga tidak cukup berprestasi untuk dibiayai sebuah instansi agar belajar di luar negeri wkwkwkw jadi sedih nulisnya nih ah.

Lima tahun lalu saya sudah kenal dan manfaatkan fasilitas daftar paspor online di web imigrasi.go.id. Bedanya, saat itu masih ada kesempatan untuk walk-in alias go-show alias datang langsung ke lokasi kanim (saat itu kanim Bandung yang saya amati). Kali ini sudah nggak bisa begitu. Dan ternyata ini lebih bikin degdegser, tidak ada pilihan selain nungguin antrian online.

Berbekal survey di dunia maya, diketahui bahwa antrian online ini dibuka setiap dua minggu sekali, hari Jumat pukul 17.00, untuk kuota dua minggu ke depan. Permohonan antrian ini dapat dilakukan melalui antrian.imigrasi.go.id atau melalui aplikasi Antrian Paspor yang ada di Play Store. Seseorang menulis di medium bahwa dia cek di jumat pagi hari pun antrian sudah bisa dilakukan. Saya ikut aliran yang ini saja, biar aman.

Jumat 9 Feb tiba. Sejak pagi saya cek aplikasi, tapi bahkan login aja susah, antre. Eh kata yang baku kan antre bukan antri?! Kenapa nama aplikasi dan webnya Antrian ??!? Bahkan hingga akhirnya reminder saya berbunyi, pukul 16.30, saya masih tongkrongin itu aplikasi dan webnya, tetap saja sulit untuk masuk. Udah kaya ngisi Form Rencana Studi buat rebutan mata kuliah ahahha. Di apps Android sering dapet pop up "ConnectionTimeOut" dan satu kali dapet "Error when getQuota". Berasa lagi debug android setiap akhir fungsi ngeluarin message sebagai tanda fungsi selesai hahaha.

Pantengin di timeline twitter @ditjen_imigrasi ternyata banyak juga yang ga bisa dapet kuota. Sabar punya sabar, akhirnya Sabtu 10 Feb pukul lima sore, lewat aplikasi saya dapet antrean untuk Rabu berikutnya pukul 10.00-11.00.

Hari yang dinanti tiba, saya tiba di Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta pukul 10.04. Ada nomor antrean yang harus diambil di sebelah kanan pintu masuk. Btw petugasnya sangat membantu dan ramah-ramah, saya diarahkan menuju lantai tiga loket 24. Lantai ini ternyata tidak terlalu ramai, baru duduk sebentar, selang dua menit, nomor antrean saya dipanggil. Di loket 24 ini saya menyerahkan syarat perpanjangan paspor yang sekarang sangat mudah: hanya e-ktp dan paspor lama, asli dan fotokopi (jangan dipotong).


Hanya ada dua orang sebelum saya yang sedang menunggu giliran foto. Bentar banget lalu nama saya dipanggil, verifikasi identitas, foto, scan sidik jari, selesai. Di akhir sesi, saya diarahkan untuk melakukan pembayaran di Bank DKI di lantai dua, kemudian dapat kembali untuk ambil paspor selang empat hari kerja. Kurang dari satu jam saya sudah bisa menuju kantor. Beuh mantap.

Rabu selanjutnya saya kembali. Meja pengambilan paspor letaknya terpisah, di sebelah kanan loket 24 (tetap di lantai 3) dan nggak perlu menunjukkan nomor antrean (padahal saya ngambil haha, kayanya ga perlu). Hanya menunjukkan bukti bayar saja dan paspor baru sudah di tangan taraaa~

Lima tahun berselang, alisnya berkurang
Pipinya juga ilang, selisih 4 kg itu.
Read More