Saturday, February 22, 2014

Berkenalan dengan Tulisan

Pertama kali saya membaca novel, sejauh yang saya ingat, adalah kelas 4 SD. Novel yang saya baca kala itu adalah Harry Potter and the Prisoners of Azkaban versi Indonesia. Saat itu saya sudah mengenal Harry Potter lebih dulu melalui versi filmnya yang saya tonton di Cimahi 21 (waktu itu masih ada).


Tetangga saya adalah seorang penulis, entah menulis apa saat itu saya tak tahu. Ibu pernah membawa saya ke rumah beliau dan saya menemukan hal tak biasa di sana. Lemari di rumah beliau menjulang hingga ke langit-langit. Isinya bukan pajangan berbahan kaca atau keramik seperti kebanyakan orang, melainkan buku. Bermacam buku saya jumpai di sana. Nah, kepada beliaulah Ibu meminjamkan saya novel yang pertama saya baca.

Yang saya ingat, saya terpikat pada cara J.K Rowling bercerita. Saya meminjam dua novel Harry Potter yang telah terbit sebelumnya pada beliau, kemudian membeli empat novel berikutnya begitu novel tersebut muncul di Gramedia. Selain Harry Potter, saya mulai mengoleksi seri Lima Sekawan karya Enid Blyton. Saat SMP saya mulai kenal dengan novel-novel karya Agatha Christie. Sejak saat itu saya tahu membaca adalah hobi saya.

Saat kelas dua SMP, perjalanan saya berlanjut ke arah lain. Forum Remaja Masjid di dekat rumah saya memiliki proker baru, mengembangkan minat dan bakat remaja sekitar masjid tersebut. Saya lupa ada berapa kelas yang dibuka saat itu. Saya mengambil kelas menulis. Peserta kelas tersebut sekitar 15 orang. Pematerinya adalah seorang penulis yang tempat tinggalnya masih di sekitar masjid, Ary Nilandari. Dari beliau saya tahu menulis adalah hal yang menyenangkan.

Kelas tersebut diadakan seminggu sekali, setiap hari Kamis. Dari kelas tersebut saya punya teman baru, pengetahuan baru, dan hobi baru. Sejak saat itu pula saya suka menulis buku harian. Sebenarnya buku harian itu adalah tugas dari bu Ary supaya kami terbiasa menulis dan brainstorming ide. Kebiasaan itu berlanjut, meski sekarang isinya bukanlah hal yang bisa disebut tulisan.

Saat kelas tiga SMP, saya sibuk akibat persiapan masuk ke SMA. Saya jarang hadir dalam kelas menulis itu. Puncaknya ketika SMA, saya tidak pernah kembali ke kelas itu. Sekolah saya jaraknya cukup jauh dari rumah sehingga jarang sekali saya punya waktu untuk menghadiri kelas. Suatu ketika, Ibu membelikan saya sebuah novel berjudul Misteri Elang Perak. Ibu bilang tetangga kamilah yang menulis buku itu, omong-omong namanya Ibu Eva. Ternyata buku itu adalah hasil kolaborasi tiga orang penulis, dan salah satunya adalah guru saya. Saya baru tahu ternyata bu Eva dan bu Ary berteman haha. Ratingnya di goodreads bagus, salah satu novel favorit saya. Saat itulah saya tahu salah satu buku yang tetangga saya tulis.


Sejak SMA saya tidak pernah menulis apa-apa. Membaca memang tidak pernah saya tinggalkan, tapi entah kenapa menulis membutuhkan lebih dari sekedar kemauan. Mungkin ini kali pertama. Maksud saya selain tugas mengarang yang diberikan di sekolah atau resume ospek jurusan. Ini memang kali pertama.
Read More