Monday, August 31, 2015

Gejolak dalam Hati

Catatan harian selayaknya berisi keseharian yang biasa-biasa saja. Sepertinya saya sudah meninggalkan makna catatan harian sejak beberapa hari lalu dengan terlalu memikirkan apa yang sebaiknya saya tulis. Untuk memenuhi permintaan pembaca setia yang tadi nanyain blog saya, hari ini saya mau cerita soal kejadian hari ini.

Pagi ini saya mandi lebih pagi dari biasanya karena mesti ke kampus untuk pelatihan asisten praktikum tapi juga mesti keramas plus nunggu rambut kering tanpa pake hairdryer. Kalimat apa barusan ya terlalu banyak informasi haha. Saya, Daryl, dan Pratama janjian ke Laboratorium Dasar Teknik Elektro (Labdas) pukul 9 pagi. Namun karena kemageran akut dan gejolak dalam hati yang mengatakan besok saja mulai pelatihannya, saya baru tiba di kampus pukul 9.45. Gejolak dalam Hati I.

Bimbang lebih baik ke labdas hari ini atau besok, akhirnya saya mengurungkan niat karena mengetahui Pratama dan Daryl udah naik duluan (labdas ada di lantai 3). Maka saya menghabiskan 1 jam waktu saya untuk diam di HME, ngobrol sama beberapa orang, ketawa-ketawa ga jelas (seperti biasa), main pingpong bersama Nadhifa, makan cronut yang dibeli kemarin tapi ga dimakan karena ga boleh dibawa masuk ke Focal Point, baca materi kuliah, dan lain-lain. Oya saya ngasih lolipop ke Ali sebagai balasan yang tanggal 16 Agustus kemarin. Terima kasih Ali.

Kelas Pengolahan Citra Digital dimulai pukul 11. Seperti yang pernah saya ceritakan, kelas ini seru dan menginspirasi. Kali ini Ibu Tati LR Mengko (dosen kelas PCD) mengundang Bapak Richard Mengko untuk "mengganggu" kami selama 10 menit. Dimulai dengan menunjukkan futuretimeline.net, Pak Richard sukses mendapatkan seluruh perhatian kami. Dua hal menarik yang beliau tekankan yaitu
Hati-hati dengan cara (kalian) berpikir ke depan, dunia nanti bukan lagi dunia sekarang.
Hati-hati (dengan masa kuliah yang) 4 tahun ini. Kalau tidak berhati-hati, kesusahan Indonesia akan semakin panjang.
Kemudian di akhir kelas, hati dan pikiran saya kembali bergejolak. Mau saya balas dengan cara bagaimana rakyat yang sudah membiayai saya kuliah sekarang. Apalagi kalau nanti S2 dibantu LPDP, berat sekali tanggung jawab di pundak ini. Gejolak dalam Hati II.

Saya makan siang bersama Daryl, Pratama, dan Bianca. Pas makan siang ini kami bahas rencana nonton nanti malam. Hati saya bimbang menentukan pilihan: (a) tetap di kampus untuk rapat dilanjutkan audiensi, (b) rapat kemudian bolos audiensi dan nontonnya telat, atau (c) bolos keduanya biar bisa on time di bioskop. Pilihan sulit. Gejolak dalam Hati III.

Selesai makan siang, saya dan Pratama ke labdas untuk pelatihan asisten Sistem Digital. Saya baru sampai percobaan 1B namun harus udahan karena ada kelas Kebijakan Iklim. Yaudah saya kelas. Ternyata saya melewatkan satu deadline tugas karena saat pertemuan pertama ga kedengeran kalo ada tugas. Timbul niatan untuk drop kelas ini. Gejolak dalam Hati IV. Tapi udah tidak bergejolak karena saya memutuskan untuk lanjut, kelas ini seru jadi sayang untuk dilewatkan. Semoga kak Nyoman juga seyakin saya.

Kelas Kebijakan Iklim selesai pukul 16.30. Tiba saat untuk menentukan langkah menyikapi Gejolak dalam Hati III. Akhirnya saya putuskan opsi b sebagai pilihan paling memungkinkan. Di masa penentuan ini, saya didampingi orang kasmaran yang sepertinya lagi doyan curhat, dan video ini


serta video spektakuler ini


Kasmaran sebenarnya kata yang saat ini digunakan Pratama untuk menggambarkan keadaan seorang teman dekat kami yang kemudian saya gunakan untuk teman dekat kami yang lain. Oya Rizky bikin Stick Bomb juga tapi pendek jadi cuma sebentar. Tapi keren sih.

Rapat yang saya hadiri selesai pukul 19.05 sedangkan film Paper Towns mulai pukul 19.15. Jadi naik motor ugal-ugalan ya begitulah. Filmnya mungkin akan saya review di post lain, mungkin juga tidak. Selesai nonton, saya, Astari, Arsita, Bianca, Pratama, dan Aghnia makan di Bakmi GM. Ini kali pertama saya makan di sini. Mungkin akan saya review di post lain, mungkin juga tidak haha. Arsita menceritakan isi novel Paper Towns dan saya jadi ingin baca. Padahal The Fault in Our Stars yang ada di rumah belum saya sentuh. Tahun ini sepertinya saya agak kurang membaca buku.

Zorro saya tinggal di depan Perahu, tentu saja titip ke bapak parkir. Saya keluar Cihampelas Walk saat malam sudah larut. Pas saya tiba di Perahu, bapak penjaga parkir yang rumahnya di Astana Anyar tersebut terlihat terkantuk-kantuk menunggu saya. Maafkan saya ya Pak. Mengobrol dengan teman dekat membuat saya lupa kalau saya ditungguin sama Bapak.

Sekian cerita hari ini. Sampai jumpa kapan-kapan.
Read More

Wednesday, August 26, 2015

Monday, August 24, 2015

Semester Tujuh

Awal yang baik untuk semester ini. Di hari pertama yang luar biasa cerah mendekati gersang ini, saya masuk kelas Pengolahan Citra Digital ga pake telat dan duduk lumayan depan. Luar biasa untuk ukuran seorang saya. Intro kuliah ini menarik karena dibuka dengan aplikasi kuliah ini di kehidupan kerja nanti dan overview yang menarik. Meski mulai terlihat transformasi-transformasi yang namanya aneh-aneh, sepertinya akan menarik kalau antusiasme ini terjaga stabilitasnya.

buku teks untuk kuliah Pengolahan Citra Digital

Kelas berikutnya adalah Kebijakan Iklim, mata kuliah dari Program Studi Meteorologi. Meski kelas sumpek, materi yang disampaikan dosennya seru banget. Apalagi peserta kelasnya datang dari berbagai pelosok ITB alias beda-beda prodi. Bahkan ada anak Kehutanan yang berarti dia jauh-jauh datang dari ITB Jatinangor. Karena keragaman peserta kelas, masalah yang dibahas di kuliah ini dikaji dari berbagai sudut pandang prodi. Seru.

Berhubung sudah mulai kuliah, saya ga akan serajin kemarin nulis blognya. Mungkin hanya seminggu sekali. Daah

Oya, lagi seru curhat-curhat di grup kelompok TA. Emang hobinya ngobrol ya kita ini haha (sampai diusir dari kelas)
Read More

Saturday, August 22, 2015

Closing OSKM

#nowplaying Yura Yunita - Jester Suit

Saya lagi ga enak badan jadi ga akan nulis panjang. Cuma mau share link ini aja


Sama mau cerita tentang closing OSKM yang katanya ada helikopter. Sayang saya ga lihat. Interaksi Fakultas (dengan STEI 2015) cuma ikut sebagian karena udah pusing berdiri. Jadinya saya makan siang sekalian berteduh bareng sama Alina. Habis solat ashar baru deh gabung ke Lorong Massa, jadi cuma ikut sebentar. Begitu pula closing oskm yang di lapangan sepakbola saraga. Karena motong waktu solat, saya, Alina, Lunnetta, Amelia, dan Riyani pergi duluan. Tapi sempat foto-foto sih.

(ki-ka) bunga, yusrina, lunnetta, alvita


Kayanya OSKM ini sepi. Atau keliatannya doang ya yang begitu? Entah.
Read More

Friday, August 21, 2015

Bicara

"Hmm, ada banyak masalah yang kita alami dengan orang-orang terdekat kita, yang sebenarnya sederhana, karena disimpan lalu menjadi rumit, kemudian bertambah rumit karena terlalu dipikirkan dan semakin rumit karena terlalu dirasakan. Padahal untuk mengatasinya, yang perlu kita lakukan hanyalah bicara. Bicara apa adanya."



-dari Genap karya Nazrul Anwar, halaman 45
Read More

Thursday, August 20, 2015

Waroeng Setiabudhi: Surabi & Baso Kampung


Post ini merupakan lanjutan dari Mimpi Indah Food Junction.

Hari itu kami berniat buat kejutan ulang tahun untuk Dwi Suci dan Pratitis. Karena dari himpunan yang berbeda-beda, kami menunggu semua anggota beres urus wisuda dan urusannya masing-masing dulu. Aransemen lagu Happy Birthday sudah disiapkan. Kami menuju Waroeng Setiabudhi yang berada di Jalan Cihampelas 159A Bandung. Aneh ya Waroeng Setiabudhi tapi di Cihampelas? haha. Waroeng Setiabudhi ini merupakan cabang dari Waroeng Setiabudhi yang ada di Jalan Setiabudhi 186 Bandung. Gitu lho. Ini kata Google sih, saya ga nanya langsung ke abangnya. Nanti saya verifikasi kalau ke sana lagi.

Saya dijemput Fiananda di seberang Mimpi Indah Food Junction sekitar pukul 21.30. Kunfachri dan Ardian di motor yang lain, begitu pula Pratitis dan Prima serta Dhimaz dan Dwi Suci. Masing-masing langsung menuju lokasi. Tapi dua tim pertama janjian dulu di SPBU Cihampelas untuk latihan pecahan suara dan buat plan skenario di lokasi nanti. Tapi tiba-tiba, datang tim keempat tanpa antisipasi dari kami. Paniklah, langsung bikin-bikin alasan kenapa kami berempat masih di SPBU bukannya langsung ke lokasi. Setelah mengusir mereka, kami berempat memutuskan skenario yang digunakan dan mengesahkan aransemen lagu.

Di lokasi, setelah pesan harusnya terjadi keheningan. Begitu skenarionya. Sayang karena sudah lama tidak bertemu dan makan bersama begini, ributlah pasti heboh gimana gitu. Maka yang dilakukan Ardian untuk membuat keheningan adalah manggil "Guys" sambil gebrak meja kemudian ambil nada dasar. Refleks kami berempat nyanyi Happy Birthday terus tiga lainnya ikutan nyanyi. Iya da Dwi Suci ga sadar kalau ini nyanyi buat dia jadi dia ikutan nyanyi. Emang agak-agak orang satu ini hahaha.
Acara dilanjutkan dengan tiup lilin yang ditaro diantara mochi oleh-oleh dari Kunfachri dan nyanyi ulang versi lebih indah. Nyanyi kali ini disertai lirikan orang-orang di meja sebelah.

Kami pesan beberapa surabi dan baso. Saya pesan Surabi Coklat Keju Susu dengan harapan porsinya ga terlalu besar. Kan saya sudah makan malam 2 kali. Eh tapi ternyata yang datang agak besar ya ukurannya. Ga habislah, selain kenyang, kemanisan juga. Ga kuat manis saya. Nyicip Hot Chocolate punya Ardian dan Yamin Manis punya Ardian. Enak juga. Lain kali saya mau pesan itu saja kalau kesana.

Suasana di sini lebih sepi dibanding kedai surabi di Jalan Setiabudhi. Antriannya ga banyak jadi makanan cepat tiba. Pencahayaannya remang-remang mendekati gelap. Ga nyaman sih kalau mau ngobrol transaksi atau baca buku. Ada live music-nya asyik banget, kami sing along pake pecah suara gitu. Biasalah anak PSM suka refleks begitu. Saya sih ga bisa.

Udah sekian. Maaf ga cerita harganya udah lupa soalnya 19 hari yang lalu. Dah
Read More

Wednesday, August 19, 2015

Perayaan di Kosan

Diminta bikin resume obrolan hari ini oleh kakak Dien. Nanti resumenya ditandatangani oleh beliau selaku asisten. Iya ini pura-puranya lagi asistensi. Haha ga lucu ya pasti. Langsung aja deh.




Kemarin Kakak Dien sidang. Pake blazer yang saya temenin nyarinya wuhuw. Sorenya saya dan Mbak Ita rencana bikin kejutan mau beliin cheesecake. Sayangnya saya mager dan ga enak badan. Batal deh beli cheese cakenya. Mbak Ita tetep bikin kejutan dengan membawa dua balon huruf M dan T bareng Mbak Wulan. Fotonya paling atas.

Hari ini saya ke HME dengan mood yang kurang baik. Jadilah siang datang sore sudah pulang. Di parkiran motor tiba-tiba terlintas ide untuk menjadikan ide yang tidak jadi menjadi jadi. Hayolo njelimet. Intinya saya pergi ke Cizz di Jalan Laswi 1A Bandung. Beli tiga kue (ki-ka): CheeseMelt, Raspberry Cheesecake, dan Caramel Cheesecake. Sayang sekali Tiramisu Cheesecake yang favorit udah habis. Harganya masing-masing 20an ribu rupiah jadi total habis 65 ribu rupiah.

Sampai di kosan saya ngajak foto sama cheesecake, sekalian karena belum punya foto perayaan MTnya kakak Dien. Setelah bosan makan cheesecake, kami ke Cihampelas Walk, jalan kaki dari kosan. Rencananya belanja ke Yogya. Di Cihampelas Walk saya bertemu dengan Alina, Sarah, dan Awang yang katanya sedang main.

Sampai di kosan, terjadi obrolan panjang lebar. Banyak hal. Awal mulanya karena saya menemukan buku berjudul Genap karya Nazrul Anwar di kamar Mbak Ita.
"Ya ampun tagnya 'Ketika Aku dan Kamu Menjadi Kita', takut ah bacanya", kata saya.
Kakak Dien menimpali, "Aku gamau baca nanti minta nikah besok."

Obrolan ini tentang bedanya cowok dan cewek dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal itu. Baru saja kemarin saya cerita ke seseorang soal kasta pertemanan yang saya punya dan dia heran banget mukanya. Kata Mbak Ita cuma cewek yang beda-bedain teman kaya gitu. Kami juga bahas soal cowok yang suka memendam perasaan dan jarang cerita tentang dirinya sendiri. Ya banyak deh. Saya ditunjukkan video persiapan melahirkannya teman Mbak Ita yang sukses bikin saya terharu. Terus bahas juga soal cewek spesial yang konotasinya negatif di rumah tangga. Tentang perjodohan orang tua Mbak Ita. Dan masih banyak lagi. Ya banyak lah pokoknya dan mesti banyak disensor kalau ditulis di sini haha.

Saya nulis ini sambil nungguin mau bangunin Kakak Dien biar nerusin revisi tesisnya. Sekarang Kakak Dien sudah bangun jadi saya mau tidur. Dah
Read More

Tuesday, August 18, 2015

Random

#nowplaying Jazzy Nite KompasTV

Saya baru tahu kalau di KBBI yang benar respons bukan respon haha.


res·pons /réspons/ n tanggapan; reaksi; jawaban: -- masyarakat thd rencana perbaikan kampung sangat baikme·res·pons v memberikan respons; menanggapi


Dan saya mau bilang kalau kemarin dulu itu ada dan benar.


ke·ma·rin n hari sebelum hari ini: -- anak-anak tidak masuk sekolah; -- dulu dua hari sebelum hari ini; -- sore ki belum tahu apa-apa; belum berpengalaman: mana dia tahu, dia kan anak -- sore


Saya rindu tulisan di kolom bahasa di Harian Umum Pikiran Rakyat. Di halaman genap,sebelum Pertemuan Kecil, apa ya nama rubriknya saya lupa. Sepertinya sudah lama saya tidak berkembang di dunia bahasa dan tulis-menulis.  Lucu rasanya bisa rindu belajar. Berkembang dan belajar memang hal yang menyenangkan sih.

Terakhir saya menulis cerpen adalah kelas 9 SMP. Waktu itu ada pembaca setia yang saya kasih tugas jadi editor. Produktif sekali masa-masa itu. Mungkin karena kelas menulis memaksa kami (peserta kelas) menuliskan segala yang terlintas di kepala, lewat di depan mata, dan terdengar oleh telinga. Apa kabar ya Bu Ary sekarang?

Anw, saya baru dengar lagu Raisa - Let Me Be malam ini. Dan saya kaget sama apa yang terjadi di panggung Jazzy Nite KompasTV. Lwar Byaza
Read More

Monday, August 17, 2015

Nano Nano

Hari ini banyak kejadian. Senyum-senyum, ketawa berlebihan, nangis, marah, nano-nano rasanya. Berurut sejak pukul 11.10 am hingga pukul 11.10 pm.

1. Senang, di parkiran Zorro bisa parkir tepat di sebelah Harry.
2. Senang, di Selasar Planologi ketemu Alina yang hari ini mengenakan kemeja hadiah dari Astari dan saya.
3. Ketawa berlebihan, main pingpong emang selalu menimbulkan efek ini.
4. Ketawa berlebihan, bercandaan sama geng belajar emang ga pernah ada abisnya. Ga produktif selama berjam-jam tidak terasa sia-sia (salah sih sebenernya haha).
5. Senyum-senyum, ada yang kasih buku lagi. Ini mah sayanya aja yang berlebihan sih, orang dia dapet buku gratisan bukan niat beli kaya Alina.
6. Ketawa berlebihan, masih sama kaya nomor 4. Kali ini bercandaan mengisi perjalanan menuju tempat pelantikan.
7. Nangis, fobia muncul lagi. Segera lari menjauh dari keramaian, mencari Astari dan Alina untuk minta bantuan menenangkan diri. Astari nemenin saya sampai tenang. Dikasih minum sama Brigitta, dikasih lolipop sama Ali. Makasih teman-teman kalian buat saya terharu.
8. Agak kesal, ya gitu deh.
9. Senang, Astari lagi senang karena lagi dalam posisi/peran yang dia suka. Excited banget kayanya dia cerita semua yang dia dengar ke saya. Ya baguslah kekesalan saya ternyata ada menyenangkannya juga.
10. Ketawa berlebihan, masih sama kaya nomor 4. Kali ini perjalanan pulang dari tempat pelantikan.
11. Marah. Semua ada dosisnya masing-masing. Saya mulai ga suka nih kalo ada yang berlebihan. Akan saya luruskan besok saat bertemu, tunggu kepala ini dingin dulu.
12. Biasa aja. Marah nomor 11 dan 8 saya ceritakan ke Astari dan Mbak Dien. Yang satu pendengar yang baik yang satu lagi sudah dewasa. Saya sudah tenang sekarang. Sambil nonton 3 Nafas Likas. Kata Mbak Dien muka saya kaya habis nangis dan sedang emosi hahaha. Memang kau yang paling mengerti.

Quote dari film 3 Nafas Likas

"Hiduplah seperti orang yang hidup"

Dengerin covernya Hyukoh - Isn't She Lovely deh, enak.
Read More

Saturday, August 15, 2015

Mimpi Indah Food Junction


Selesai arakan wisuda, 1 Agustus 2015, keluar kata-kata "makan yuk" seperti biasa. Namun, berhubung kali ini makannya bareng (sebagian) tim 9 cm --Daniel, Pratama, Astari, dan Bianca--, tempat makannya pasti yang agak ga normal gitu. Daniel yang anak gaul Bandung merekomendasikan tempat nongkrong dekat kampus yang murah dan enak, Mimpi Indah Food Junction, di Jalan Dago 113 Bandung. Mimpi Indah Food Junction terletak di lantai dua, dengan Bajustore di lantai satu, sebelahan sama Cheap Outlet.


Dari nama 'Food Junction', udah ketahuan tempat makan ini ga cuma ada satu pedagangnya. Sayangnya karena saya sudah makan malam gratis (konsumsi untuk panitia wisuda) dan berencana ada sesi makan lagi bersama geng yang lain (cek di Waroeng Setiabudhi), saya menahan diri untuk tidak mencicipi tiap jajanan satu per satu. Kami memilih tempat yang luas dan agak terbuka, menghadap ke Jalan Dago, dengan angin semilir dan pemandangan payung warna warni digantung di kabel.

Kami berlima pesan dari satu abang yang sama, menu andalannya Nasi 3G alias Nasi Goreng Gepuk Gila. Eh, apa salah ya urutannya, ya pokoknya nasi goreng dikasih gepuk dan agak pedas deh. Daniel pesan makanan enak ini dengan harga Rp 16.000,00 kalo dikasih topping ham. Bianca pesan rice bowl yang ada gepuknya juga, lupa harganya berapa. Saya, Pratama, dan Astari pesan nasi goreng (Rp 12.000,00) dengan topping telur (+Rp 2.000,00). Nyicip tiga menu makanan ini, menurut saya mah enak banget dengan harga yang semurah makan depan kampus. Ditambah tempat nyaman dan internet, mantap deh. Oya nasi gorengnya agak pedes, tapi enak meski saya ga kuat pedes. Enak pokoknya, mirip nasi goreng Wardan depan Lapangan Bali.

Minuman yang kami pesan dari abang itu juga ada tiga jenis. Daniel pesan Yuanyang (Rp 15.000,00). Enak buanget serius. Rasa kopi, teh, susu, nyampur semua. Bianca pesan sesuatu banana, saya lupa (kok bagian Bianca lupa mulu ya). Saya, Pratama, dan Astari pesan teh manis (Rp 7.000,00). Menurut saya sih enak tehnya, agak beda gitu. Gatau teh apa. Terus sambil nunggu dijemput, Bianca pesan Yuanyang juga. Astari juga pesan Yuanyang buat Esther.

Kami menyimpulkan tempat ini asyik buat nongkrong, nugas, dan mungkin bikin TA. Ingin kesini lagi kapan-kapan kalau senggang. Recommended. Sayangnya ga buka 24 jam.

Anw, saya lagi suka lagu yang digunakan dalam iklan tri, Arlan Djoewarsa - Good Morning Love.


Dah.
Read More

Friday, August 14, 2015

Ujian Komprehensif

#nowplaying Hyukoh - Comes and Goes

Ujian komprehensif merupakan syarat seorang mahasiswa Teknik Elektro dapat mengambil mata kuliah Tugas Akhir I (Capstone Design). Oleh karena itu, lulus ujian ini adalah sesuatu yang penting. Penting untuk mahasiswa tingkat akhir agar dapat segera keluar dari kampus tercinta.



Hari ini ujian komprehensif dilaksanakan. Saya dan Astari berangkat dari kosan saya pukul 12.50 siang, agar ada waktu yang cukup luang hingga dimulainya ujian pada pukul 13.30. Tiba di HME, sudah mulai terasa atmosfer tegang-tapi-pura-pura-santai.

Tiba di depan Laboratorium Komputer Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer (Labkom LSKK), lokasi ujian, terlihat ramai mahasiswa yang panik tapi ceria. Albertus menularkan kegelisahannya pada kami yang duduk di bangku dekat Labkom, lebih tepatnya pada saya. Pukul 13.25 kami sudah dapat memasuki ruang ujian. Saya duduk di sebelah kanan Andaswara.

Waktu menunjukkan pukul 14.30. Beberapa mahasiswa sudah keluar dari ruang ujian. Yang tetap tinggal menjadi lebih panik, termasuk saya dan Andaswara. Mungkin Andaswara juga panik karena lihat saya masih menyisakan 2 mata kuliah. Mukanya menampakkan rasa bersalah sekaligus khawatir saat dia berhasil menyelesaikan kesembilan mata kuliah, sedangkan saya sudah tumbang karena kesempatan mengerjakan soal telah habis. Dia keluar dari ruangan mendahului saya. Saya menyusul beberapa menit kemudian karena sudah bingung mau apa dengan soal-soal di layar komputer. Gagal sudah lulus pada ujian kali ini, semoga harus berhasil pada ujian September nanti. Semangat buat teman-teman yang masih harus melanjutkan perjuangan. Kita pasti bisa.

Ada yang nungguin di depan pintu Labkom. Saya tidak bisa tidak meleleh. Sekian
Read More

Thursday, August 13, 2015

Isi FRS



Malam-pagi ini super heboh. Penyebabnya adalah pengisian form rencana studi (FRS) melalui ol.akademik.itb.ac.id yang dimulai hari ini menyebabkan banyak orang nongkrong di HME malam-malam. Semakin banyak orang, makin heboh. Padahal isi FRS sudah pasti heboh. Jadilah heboh berjamaah.

Pratama dan Daryl, partner tugas akhir (TA) saya, sudah punya rencana matang soal lokasi berwifi yang dipilih untuk isi FRS, mata kuliah yang diinginkan, mana yang diprioritaskan, alternatif jika kelas sudah penuh, dan lain-lain. Saya tinggal ngikut saja. Maka malam tadi kami sudah pasang posisi siap di HME sejak pukul 22.30.

Kemudian perang terjadi sejak pukul 00.00. Semua orang serius dengan layar laptop masing-masing. Namun, di kala yang lain sudah dapet mata kuliah elektro favorit, saya belum bisa masuk ke web. Saya sih santai, cuma Pratama mulai panik saya belum dapet. Kepanikan Pratama menular ke Daryl. Astari yang sudah beres ambil mata kuliah mulai coba login pake akun saya di laptopnya untuk bantu ambilin saya mata kuliah, kemudian Dwiky, hp Astari, laptop Andaswara, laptop Daryl, dan laptop Pratama juga ikutan berjuang.

"Suy semangat Suy," kata Daryl sambil panik. Pratama bolak balik refresh browser. Semua orang yang saya sebut tadi juga begitu. Entah kenapa dari kami berenam cuma saya yang kena "Short maintance. We will be back soon". Kemudian Pratama berhasil masuk ke web. Panik dan senang, tangannya gemetaran milihin mata kuliah buat saya.

"Suy gimana nih"
"Suy mau apa nih"
"ini aja ini aja"
"ahh untung dapet"
"beruntung banget tadi kurang dari 5 orang, sekarang udah penuh pas Suy udah simpan"
"alhamdulillah dapet Suy selamat selamat"

Iya itu di atas yang heboh bukan saya, melainkan Pratama dan Daryl. Thanks to them saya dapat 3 mata kuliah top priorities. Emang cinta banget deh sama mereka semua, terharu saya sungguh. Nih aku tebar-tebar cinta buat kalian Pratama Daryl Astari Andaswara Dwiky. Sama bonus lagu karena saya lagi malas belajar.

Maaf temponya agak ga benar, ga bisa pas sama piano-nya mas John Legend hahaha. Nadanya juga suka gantung di ujung atau goyang di tengah. Ampun.

Read More

Saturday, August 8, 2015

Dokumentasi

source: https://en.wikibooks.org/wiki/General_Engineering_Introduction/Documentation
Belakangan ini, pekerjaan saya sering melibatkan dokumentasi. Kira-kira dua tahun terakhir ini. Dokumentasi aliran uang dalam bentuk laporan keuangan, dokumentasi rapat dalam bentuk notula, dokumentasi proyek akhir mata kuliah Sistem Mikroprosesor dan mata kuliah Sistem Instrumentasi, serta dokumentasi proyek kerja praktik di PT LEN Industri. Berkat bekal-bekal pengalaman selama dua tahun ini, saya mengerti benar pentingnya dokumentasi.

Saya kira sudah naluri seseorang yang sedang belajar untuk mencatat hal-hal penting selama proses belajar. Ternyata tidak. Adik-adik lucu yang sekarang jadi panitia kaderisasi himpunan saya saat ini adalah salah satu contoh yang membuka mata saya. Saya pertama sadar ada yang kurang saat evaluasi sebulan lalu. Yang mencatat cuma sekretaris, sedang para ketua divisi bahkan atasannya tidak mengeluarkan buku catatan. Ada sih yang mencatat, tapi sedikit dibanding yang ga nyatet.

Kemarin 2 Agustus terjadi lagi. Kali ini karena sekretaris tidak hadir, tidak ada yang membuat notula rapat. Ada seorang yang inisiatif untuk buat sih di awal, tapi kemudian menyerah. Baru deh pas diminta menyimpulkan hasil rapat, mereka cari siapa yang mencatat. Akhirnya catatan saya yang digunakan, sadar kalau tidak ada yang punya catatan. Terus saya meledak karena kesal dan tak habis pikir. Haha maaf ya.

5 Agustus terjadi lagi. Kali ini sekretaris ada karena para bos udah kami wanti-wanti agar rapat ini ada notulanya. Sayangnya tetap saja kesadaran orang-orang yang berkepentingan (para ketua divisi) untuk mencatat kurang. Saya gemes melihatnya. Ketika beberapa kesimpulan dibuat, sekretarisnya udahan mencatat kemudian dioper ke orang lain yang tidak 'menyambut' umpan tersebut. Terus siapa yang nulis kesimpulan? Gemes.

Kemudian saya bilang ke Sandro dan Aris kurang lebih "Kita yang audiens aja mencatat, mereka yang punya acara malah engga. Harus gimana lagi udah bicara jelas-jelas minta ada yang catat tapi masih gini-gini aja".

Sandro ketawa, Aris juga. Terus Aris bilang "Tunggu beda angkatan agak jauh dulu baru mereka mau dengar kita ngomong apa, kalau cuma beda satu tahun gini susah"

Saya menjawab "Lah kan perubahannya dibutuhkan sekarang, masa nunggu tua dulu". Saya jadi kesel sendiri.

Kemarin 6 Agustus ketemu Abram, saya bahas hal ini lagi. Dia setuju dan dia juga heran. Dulu saat kami yang jadi panitia kaderisasi, pada setiap rapat masing-masing kadiv pegang buku catatan dan menuliskan apa yang dirasa penting untuk divisinya tanpa ada yang nyuruh. Ini kok begini.

Udah sekian. Maaf curhat yang ga jelas, udah bingung harus ngomong sama siapa. Maaf ya adik-adik lucu yang kemarin saya teriakin atau saya omelin.
Read More

Friday, August 7, 2015

Sunday, August 2, 2015

Curug Cipurut dan Situ Buleud

Perjalanan ini diawali oleh chat Whatsapp di grup EdSu. Kemudian yang terjadi selanjutnya adalah loncat ke kamar mandi, ambil sarapan, duduk manis di mobil.


Sesuai gambar di atas, kami menuju Kabupaten Purwakarta, tepatnya Curug Cipurut. Dengan mengandalkan Google Maps, melajulah Ayla dengan yakin, Hasna yang nyetir. Sebenarnya kami sudah pernah ke Situ Wanayasa jadi mengandalkan Google Maps-nya ga banyak-banyak amat haha.

Masuk Gerbang Tol Padalarang dan keluar di Gerbang Tol Jatiluhur, tibalah kami di Kabupaten Purwakarta, ditandai dengan banyaknya tulisan "Sate Maranggi" di pinggir jalan. Curug Cipurut berada di Desa Sumurugul, Kecamatan Wanayasa. Kami 'bertemu' Situ Buleud di perjalanan menuju Wanayasa. Muncul penasaran karena ada pagar tapi ga tau pintu masuknya di mana. Jadi pagar kami kelilingi, kemudian ketika ditemukan pintu masuknya, akhirnya kami parkir dan memuaskan rasa penasaran kemana gerbang itu menuju.

Trek Lari Situ Buleud
Pagar memutar itu ada trek larinya di bagian luar. Menarik. Pintu masuk ternyata ga masuk kemana-mana karena cuma trek lari memutar aja. Itu fotonya di atas diambil oleh Marha dengan Hasna dan saya sebagai hiasan di foto.
Air Mancur Taman Sri Baduga yang ada di Situ Buleud sedang tutup, mungkin karena masih libur hari raya. Mungkin lain kali harus coba kesana lagi. Katanya air mancur ini terbesar se-Indonesia. Berikut gambar yang saya temukan. Keren juga.
source: http://www.tourismvaganza.com/wp-content/uploads/2015/02/airmancur.jpg
Perjalanan kami kemudian berlanjut ke tujuan sebenarnya. Setelah masuk Wanayasa tinggal cari gapura masuk ke Desa Sumurugul dengan bantuan Maps yang sempat nyuruh belok kanan terlalu cepat jadi salah gapura sampai dua kali. Jalan yang masih bisa dilewati mobil ini lumayan sempit, susah kalau ada dua mobil papasan. Jalannya sebagian beraspal, sebagian berbatu, totalnya sekitar 2 km sampai ke lahan parkir mobil. Dari lahan parkir ke curug tambah lagi sekitar 1.5 km. Kalau jalan ini cuma motor yang bisa lewat. Kami ditawari ojeg, tapi lebih memilih untuk jalan sekalian olahraga. Jalannya cukup menanjak seperti umumnya jalan menuju ke curug, tapi tidak terlalu melelahkan karena bukan tangga melainkan jalan aspal (meski agak rusak sehingga banyak batunya). Di perjalanan ini kami banyak ketemu penjual pop ice dan pop mie (tempat wisata biasanya memang gitu sih).

Kemudian sampailah di akhir perjalanan yang bisa ditempuh motor. Selanjutnya perjalanan mesti ditempuh dengan berjalan kaki. Ada aja sih abang-abang bawa galon air yang pake motor, tapi jarang sekali motor lewat. Dari parkiran motor hingga gerbang Curug Cipurut jalannya agak berdebu-pasir, bukan lagi batu, jaraknya ga begitu jauh, kayanya kurang dari 1 km. Daerah sekitar sini sudah mulai terlihat ijo-ijo dan lembah bersawah yang asyik sedap dipandang. Ini fotonya di bawah lagi-lagi diambil oleh Marha dengan Hasna dan saya sebagai hiasan di foto. Oya di perjalanan ini kami ketemu abang penjual stroberi yang dandanannya kaya koboi.
Menuju Curug Cipurut
Sampai di tempat pembelian tiket, satu orang kena Rp 5.000,00. Mulai terlihat anak-anak kecil main seluncuran di bagian 'terusan' curug yang agak lebih landai dengan air yang ga terlalu banyak. Agak seram sih saya takut mereka terbentur, ga pake helm atau pengaman lain soalnya. Terlihat pula tenda-tenda dan penghuninya yang sedang ngaso sambil ketawa-ketawa. Sepertinya lokasi ini memang biasa digunakan untuk berkemah.

Semakin dekat ke curug, semakin banyak sampah yang terlihat. Sayang sekali di sini tempat sampahnya jarang dan ukurannya kurang memadai. Apalagi di dekat curug banyak sisa api unggun yang masih berasap, asap bakar jagungnya tukang jagung, dan asap rokok. Jadi makin tidak nyaman. Sayang sekali Curug Cipurut keindahannya ternodai hal-hal begini. Akhirnya kami hanya menghabiskan beberapa menit di tkp dan langsung turun kembali ke parkiran. 
Kemudian kami pulang menuju rumah.

Sekian. Sampai jumpa di jalan-jalan selanjutnya.
Read More