Wednesday, March 18, 2015

Kerja Praktik 3: (Masih) Mencari Target

Sudah empat kali apply kerja praktik tanpa pertanda baik, saya mulai cari-cari target lagi.


Target 5: Kira-kira kalau ini maksudnya harus bisa Spanish atau French ya selain English? Sedih juga.


Target 6 dan 7: Paragon harus final year, PWC juga huft


Target 8 dan 9: Toshiba dan JAIST. Ini jauh sekali dan sepertinya banyak peminat. Jadi malas bikin motivation letter hahaha

Target 10: General Electric kok masih belum buka yaa

Tunggu sampai April, kalau masih tidak ada kabar maka itu pertanda. Pertanda harus turunkan standar tempat kerja praktik idaman haha
Read More

Sunday, March 15, 2015

Always Listening. Always Understanding.

Warning: Ini post curhat seperti post Mood Swing. Mohon maaf kalau agak ga jelas haha


Saya rasa tujuan saya hidup masih sama seperti saat diminta menulis cita-cita kala SMP dulu. Masih sama seperti saat diminta menulis visi hidup kala seminar 7 Habits for Highly Effective College Students 2012 lalu. Membuat orang lain bahagia karena saya telah tercipta di dunia ini.
Slogan sebuah perusahaan asuransi saya rasa tepat sebagai nilai yang sepantasnya dijunjung tinggi demi mencapai tujuan hidup itu. Slogan inilah yang saya jadikan judul post ini, Always Listening. Always Understanding.

Kenapa sih saya buat tulisan ini?
Hari ini saya sedih diatas kebahagiaan orang lain yang seharusnya merupakan kebahagiaan saya juga. Penyebabnya adalah kehadiran saya di sebuah tim, segala proses mendengarkan dan mencoba mengerti, tidak membuat saya mengerti. Dan ketidakmengertian saya ini tidak mempengaruhi kebahagiaan mereka. Terus efek saya ada apa dong?
Kenapa sih quote "Hard work beats talent when talent doesn't work hard" ga ada ukuran pastinya. Sampai berapa lama kerja keras ini harus dilakukan biar saya bisa mengerti apa yang dengan mudah dimengerti these talented people.

Lalu apa yang saya lakukan agar dapat mengerti?
Saya ada disana, hadir jiwa raga, untuk mendengar. Menyingkirkan hal lain agar saya bisa belajar lebih keras dari the talented. Tapi tetap tidak ada kemajuan berarti. And finally I let those words spilled out, I decided to quit.

Lho kok?
Saya tidak dapat memberi value-lebih pada diri saya, karena ketidak-cepat-mengertian yang tadi. Namanya juga dagang, kalo ga bisa ngasih value-lebih pada sebuah barang dagangan, ya nggak ada yang beli. Yasudah tutup lapak haha.
Terkesan mudah menyerah ya? Kemarin juga ada yang bilang "Semua punya kecepatan belajar masing-masing, yang penting tetap berusaha belajar" Akhirnya kesimpulannya saya akan terus belajar dan mencoba memahami. Tapi saya sudah menerima bahwa mungkin cara saya membahagiakan mereka bukan lewat mengerti apa yang mereka lakukan di tim ini. Mungkin dengan cara lain saya bisa.

Kok curhatnya ga jelas sih? Jadi gimana kesimpulannya?
Iya maaf ya kalau curhat emang suka ngalor ngidul ngilen ngetan ga jelas arahannya. Dulu sih ada teman yang bilang saya itu pendengar yang baik. Nah, sebenarnya saya mendengar itu agar saya mengerti betul apa yang menjadi masalah dia. Saya ga buru-buru kasih judge karena saya tahu dia butuh solusi dan pendapat yang udah lewat proses 'listening and understanding'. Makanya omongan saya biasanya sedikit tapi tajam. Pada kasus yang bikin saya bersedih hari ini, saya belum masuk tahap understanding, jadi ga bisa memberi sumbangsih apa-apa selain silent audience. Dan saya paling ga suka jadi orang ga berguna kaya gitu haha. Jadi weh saya quit gitu.




Sambil nulis post ini, saya dengerin The Temper Trap. Saya kembali jatuh cinta pada The Temper Trap, fyi.
Dan saya suka terharu kalau ada band yang harmoninya seindah ini haha. Ini lagi nangis. Bye

Read More

Tuesday, March 10, 2015

Nostalgia Lagu


Ya beginilah kalau sudah jenuh padahal dekat deadline. Mencari pelarian.

Tema pelarian kali ini adalah nostalgia lagu favorit haha

Nostalgia dimulai dari playlist all time favorite Josh Groban sejak sore jam 3 sambil nyanyi-nyanyi duet sama Mbak Ita.
Broken Vow
Remember When It Rained
When You Say You Love Me
Si Volvieras A Mi
My Confession
Oceano
The Prayer
She's Out of My Life

Suara si dia ini sukses bikin beberapa menit digunakan untuk terpesona dan tahan napas.
Kemudian break setelah Laporan Praktikum STE selesai.
Sesi selanjutnya pake youtube jadi lebih berat distraksinya karena kadang lupa videonya kaya apa terus jadi ingin mantengin sampai klip selesai haha.
Sesi ini diawali dengan Lady Antebellum - Need You Now karena selain lagunya enak, suara si abangnya merdu sekali. Kemudian berlanjut ke:

3 Doors Down - Here Without You
Kelly Clarkson - Because of You
2NE1 - Lonely
2NE1 - It Hurts
YUI - Goodbye Days
Hinder - Lips of an Angel
Taylor Swift - You Belong With Me
N'Sync - This I Promise You
N'Sync - Bye Bye Bye
Justin Timberlake - Cry Me a River

Ini playlist zaman SMP-awal SMA banget. Masih inget masa-masa memori hp tidak cukup besar sehingga kalau ada lagu favorit baru harus terpaksa hapus lagu yang less favorite hahaha.

Dulu tahu artis-artis Jepang macam YUI dan Utada Hikaru dari Arina yang luar biasa dalam menularkan semangat memperlebar khazanah lagu, pas sekelas di kelas 7.
Kelas 8 kenal sama Gerizcha yang cinta mati sama JC Chasez, sehingga membuat saya suka N'Sync dan Justin Timberlake. Ni Cening bikin saya suka sama lagu-lagu My Chemical Romance, terutama Helena.
Kelas 9 kenal sama Tarinanda yang suka sama lagu-lagu Korea dan memperkenalkan 2NE1, CSJH, dan DBSK sama saya. Tiga grup ini favorit saya banget meski dua yang terakhir udah bubar haha.
N'Sync sama MCR juga udah bubar. Sedih juga ya

Read More

Wednesday, March 4, 2015

Hidup 1: Berhimpun

Judul post hari ini seperti judul lagu Ebiet G. Ade ya haha.

Ada acara sekali setahun yang terjadi hari ini: Musyawarah Kerja Badan Pengurus HME-ITB 2015. Sayangnya, acara langka ini tidak berjalan sesuai rencana. Karena tidak terpenuhinya jumlah massa minimal, acara ini dihentikan sebelum waktunya. Seharusnya acara beres 22.00 tapi tadi sebelum jam 21 udah dibubarkan. Nah, akibat kejadian (tidak) tak terduga ini, harus dicari akar masalah dan treatment yang harus dilakukan.

Kalau kata Daryl, mungkin anak HME ini sepikiran dengan dirinya. Bahwa kuliah ini hanya transit. Hidup yang sebenarnya ya nanti saat kita sudah lulus. Jadi tak perlulah pusing-pusing dengan kehidupan kampus. "Why so serious" kalau versi kata-kata saya mah. Nah, ini yang berbeda dengan apa yang saya pikir.

Sebagai seorang pemegang teguh gelar sanguin sejak smp (fyi), menurut saya hidup ini seharusnya membahagiakan. Kalau tidak, tinggalkan saja. Haha nggak deng, kalau tidak membahagiakan ya ciptakan bahagia itu. Jadi kalau kembali ke yang tadi, kalau kehidupan kampus (kemudian saya sebut berhimpun) bikin kamu pusing, bikinlah si himpunan ini tidak memusingkan.

Saya berhimpun di dua tempat, yang satu atas dasar sama suka nyanyi, yang satu atas dasar sama rumpun program studi. Kalau dilihat dari dasarnya, sudah tentu yang seharusnya lebih membahagiakan adalah himpunan yang pertama. (Bagaimana bisa kesenangan kuliah mengalahkan kesenangan bernyanyi?) Namun ternyata tidak sepenuhnya benar. Salah satu alasannya adalah jumlah orang yang menciptakan kebahagiaan. Di himpunan pertama, bernyanyi sudah ada bumbu politiknya. Menang kalah terlihat jelas di mata. Sedangkan di himpunan kedua, ada beberapa oknum yang dapat membuat apapun terlihat membahagiakan. Entah menciptakan kata-kata aneh tapi hits, main pistol air saat arakan wisuda, perosotan di 'tebing' berumput, bahkan rebutan makan tumpeng.


Poin menarik disini adalah, kamu salah satu orang yang menciptakan kebahagiaan atau nggak?
quotesnya bagus, sayang kurang indah tampilannya
Kesimpulannya dirangkum di quotes di atas. Salah satu alasan jumlah-massa-minimal tidak terpenuhi adalah tidak ada yang membahagiakan di acara itu. Padahal, kalau yang presentasi bahagia kan yang dengar bahagia juga. Atau jangan-jangan sebelum acara dimulai, massa udah nggak betah diam di himpunan karena dari awal hari itu, awal tahun itu, awal mereka masuk situ, himpunannya bikin bete duluan.
HAHA

Ini perasaan sepihak aja sih

Anw tadi cari quotes happiness terus dapet ini, Cocok banget buat orang yang "live in the present" macem saya. Nggak usah cari yang jauh, nikmati aja yang ada sekarang.



Ini ada bonus salah satu lagu Ebiet favorit saya, yang jadi judul post ini hahahaha.

Ebiet G. Ade - Hidup 1

Pernah kucoba untuk melupakan KamuDalam setiap renungankuMelupakan semua yang Kau goreskanPada telapak tangankuDan juga kucoba untuk meyakinkan pikirankuBahwa sebenarnya Engkau tak pernah adaBahwa bumi dan isinya ini tercipta karenamemang harus tercipta
Bahwa Adam dan Hawa tiba-tiba saja turunTanpa karena makan buah khuldi dahuluDan aku lahir juga bukan karena campur tanganMuHanya karena ibu memang seharusnya melahirkankuHanya karena ibu memang seharusnya melahirkanku

Tetapi yang kurasakan kemudianHidup seperti tak berarti lagiDan ternyata bahawa hanya kasih sayangMuYang mampu membimbing tangankuOh oh yang mampu membimbing tanganku

Tuhan maafkanlah atas kelancangankuMencoba meninggalkanMuSekarang datanglah Engkau bersama anginAgar setiap waktu aku bisa menikmati kasihMuAgar setiap waktu aku bisa menikmati kasihMu
Read More

Tuesday, March 3, 2015

Fobia



Ketakutan terkadang muncul dalam bentuk yang lebih besar.
Ketakutan juga dapat saja muncul tanpa sebab yang jelas.
Ketakutan jenis ini lebih sulit dikendalikan.
Ketakutan ini disebut irrasional, karena sebenarnya objek (atau situasi) pemicu ketakutan ini hanya sedikit atau bahkan tidak berbahaya.
Ketakutan yang mulai mengganggu 'kenormalan hidup' ini kemudian disebut sebagai fobia.

Kalau menurut sumber, ini yang terjadi kalau kamu fobia.

Kamis lalu, 5 dari 8 tanda itu muncul. Lebih hebat dari saat terakhir kali, 2 tahun lalu. Tapi siapa sih yang berhak pastikan apakah dia termasuk ketakutan biasa atau bukan?

Read More

Obrolan di Kosan

Kalau saya, Mbak Dien, Mbak Ita, dan Clearesta sedang berkumpul di ruang tengah, pasti ada saja topik yang jadi obrolan panjang.

Clearesta dan pujaan hatinya adalah topik obrolan kala itu. Perbincangan ringan itu kemudian melebar jadi tentang kisah orang ketiga haha. Kemudian tentang dress hitam-biru yang sedang hits. Kemudian jadi tentang film Kapan Kawin yang sedang tayang di bioskop.  Dan muncul 'kemudian' 'kemudian' lain hingga ujungnya

"Makanya jangan pacaran sama rapat"
"Kan kecengannya ikut rapat...."
"Pantesss rajin. Rapat mulu"

memang yang paling jago soal main kata dan sindir-menyindir cuma mereka
Read More