Sunday, August 2, 2015

Curug Cipurut dan Situ Buleud

Perjalanan ini diawali oleh chat Whatsapp di grup EdSu. Kemudian yang terjadi selanjutnya adalah loncat ke kamar mandi, ambil sarapan, duduk manis di mobil.


Sesuai gambar di atas, kami menuju Kabupaten Purwakarta, tepatnya Curug Cipurut. Dengan mengandalkan Google Maps, melajulah Ayla dengan yakin, Hasna yang nyetir. Sebenarnya kami sudah pernah ke Situ Wanayasa jadi mengandalkan Google Maps-nya ga banyak-banyak amat haha.

Masuk Gerbang Tol Padalarang dan keluar di Gerbang Tol Jatiluhur, tibalah kami di Kabupaten Purwakarta, ditandai dengan banyaknya tulisan "Sate Maranggi" di pinggir jalan. Curug Cipurut berada di Desa Sumurugul, Kecamatan Wanayasa. Kami 'bertemu' Situ Buleud di perjalanan menuju Wanayasa. Muncul penasaran karena ada pagar tapi ga tau pintu masuknya di mana. Jadi pagar kami kelilingi, kemudian ketika ditemukan pintu masuknya, akhirnya kami parkir dan memuaskan rasa penasaran kemana gerbang itu menuju.

Trek Lari Situ Buleud
Pagar memutar itu ada trek larinya di bagian luar. Menarik. Pintu masuk ternyata ga masuk kemana-mana karena cuma trek lari memutar aja. Itu fotonya di atas diambil oleh Marha dengan Hasna dan saya sebagai hiasan di foto.
Air Mancur Taman Sri Baduga yang ada di Situ Buleud sedang tutup, mungkin karena masih libur hari raya. Mungkin lain kali harus coba kesana lagi. Katanya air mancur ini terbesar se-Indonesia. Berikut gambar yang saya temukan. Keren juga.
source: http://www.tourismvaganza.com/wp-content/uploads/2015/02/airmancur.jpg
Perjalanan kami kemudian berlanjut ke tujuan sebenarnya. Setelah masuk Wanayasa tinggal cari gapura masuk ke Desa Sumurugul dengan bantuan Maps yang sempat nyuruh belok kanan terlalu cepat jadi salah gapura sampai dua kali. Jalan yang masih bisa dilewati mobil ini lumayan sempit, susah kalau ada dua mobil papasan. Jalannya sebagian beraspal, sebagian berbatu, totalnya sekitar 2 km sampai ke lahan parkir mobil. Dari lahan parkir ke curug tambah lagi sekitar 1.5 km. Kalau jalan ini cuma motor yang bisa lewat. Kami ditawari ojeg, tapi lebih memilih untuk jalan sekalian olahraga. Jalannya cukup menanjak seperti umumnya jalan menuju ke curug, tapi tidak terlalu melelahkan karena bukan tangga melainkan jalan aspal (meski agak rusak sehingga banyak batunya). Di perjalanan ini kami banyak ketemu penjual pop ice dan pop mie (tempat wisata biasanya memang gitu sih).

Kemudian sampailah di akhir perjalanan yang bisa ditempuh motor. Selanjutnya perjalanan mesti ditempuh dengan berjalan kaki. Ada aja sih abang-abang bawa galon air yang pake motor, tapi jarang sekali motor lewat. Dari parkiran motor hingga gerbang Curug Cipurut jalannya agak berdebu-pasir, bukan lagi batu, jaraknya ga begitu jauh, kayanya kurang dari 1 km. Daerah sekitar sini sudah mulai terlihat ijo-ijo dan lembah bersawah yang asyik sedap dipandang. Ini fotonya di bawah lagi-lagi diambil oleh Marha dengan Hasna dan saya sebagai hiasan di foto. Oya di perjalanan ini kami ketemu abang penjual stroberi yang dandanannya kaya koboi.
Menuju Curug Cipurut
Sampai di tempat pembelian tiket, satu orang kena Rp 5.000,00. Mulai terlihat anak-anak kecil main seluncuran di bagian 'terusan' curug yang agak lebih landai dengan air yang ga terlalu banyak. Agak seram sih saya takut mereka terbentur, ga pake helm atau pengaman lain soalnya. Terlihat pula tenda-tenda dan penghuninya yang sedang ngaso sambil ketawa-ketawa. Sepertinya lokasi ini memang biasa digunakan untuk berkemah.

Semakin dekat ke curug, semakin banyak sampah yang terlihat. Sayang sekali di sini tempat sampahnya jarang dan ukurannya kurang memadai. Apalagi di dekat curug banyak sisa api unggun yang masih berasap, asap bakar jagungnya tukang jagung, dan asap rokok. Jadi makin tidak nyaman. Sayang sekali Curug Cipurut keindahannya ternodai hal-hal begini. Akhirnya kami hanya menghabiskan beberapa menit di tkp dan langsung turun kembali ke parkiran. 
Kemudian kami pulang menuju rumah.

Sekian. Sampai jumpa di jalan-jalan selanjutnya.

2 comments:

  1. Replies
    1. Terimakasih hahaha. Tunggu pos selanjutnya soal jalan-jalan di Pameungpeuk ya

      Delete