Thursday, December 24, 2015

Liburan: Hari 2

((mengurungkan niat untuk menuliskan ini gara-gara baca blog Alina, tapi akhirnya nulis juga))
((HAHA))

Tol Cikopo-Palimanan muacet cet cet. Di Waze banyak warna merah bertebaran haha. Untungnya di mobil banyak makanan dan minuman, lumayan jadi pembunuh rasa bosan. Banyak yang jualan. Macam-macam. Ada aneka makanan, minuman, rokok, sampe bahan bakar pun ada. Ada WC umum juga di pinggir jalan haha. Ini pertama kali saya lewat tol ini. Soalnya libur lebaran kemarin saya nggak ke daerah sini.

Paling kentara selain banyaknya orang berhenti karena lelah bermacet-macet adalah banyaknya sampah bertebaran. Mungkin karena macetnya udah berhari-hari sehingga tak ada waktu bebersih/sapu jalan. Gemes rasanya lihat yang begini. Apalagi kalau yang buang sampah adalah penumpang/pengendara mobil yang dalam kategori 'oke'. Kok ya tega ngasih contoh begitu di depan anaknya.

Heran saya.

Tapi heran dan gemes ini belum cukup untuk menggerakkan saya mungutin sampah.

Kenapa ya?

Karena malu memungut sampah di depan orang banyak?
Kan nggak salah, kok malu?
Karena malas?
Entahlah. Mungkin karena nyali dan kecintaan saya pada kebersihan nggak sekuat para aktivis atau orang-orang baik yang cinta lingkungan itu. Mungkin.

Diskusi di Mobil

Ayah saya bertanya, "apa si A masih sama si B?". Kebetulan yang satu teman saya dan yang satu lagi anak bimbingan ayah saya, keduanya orang yang sering saya ceritakan di rumah.
Saya jawab "engga, udah lama".

Kemudian terjadi obrolan soal kriteria menantu idaman mama papa hahaha. Hasna mulai menyebutkan ciri-ciri temannya mulai dari suku, agama, keluarga, jurusan, dan lain-lain. Ketahuan banget narget siapa wkwkwkw. Hasna adik saya btw, tingkat 2 kuliah. Kemudian disimpulkan dua kriteria umum setelah dia pancing-pancing: sekufu dan seagama.

Sambung menyambung cerita, bisa dari cerita tetangga yang itu atau saudara yang itu atau teman yang itu, diterangkanlah apa itu arti sekufu dan seberagama apa yang dicari.

Obrolan beralih ke soal cara mendidik agama. Kami jadi saling cerita soal agama. Ibu saya cerita soal tawaran liqo dan mengapa beliau menolaknya. Ayah saya cerita soal bagaimana beliau pernah tidak percaya agama, kemudian kembali percaya lagi. Hasna cerita soal temannya yang merayakan semua hari raya dan temannya yang kecewa pada Tuhan. Saya cerita soal teman-teman saya yang mengakhirkan solat, atau bahkan nggak solat, dan mukanya tidak menampilkan ketidaknyamanan. Marha nggak cerita apa-apa haha. Seru obrolannya. Ketahuan Hasna excited agak kebangetan hahah.

Omong-omong Selasa kemarin akhirnya saya bertanya langsung soal solat ke teman saya. Jawaban dari raut mukanya bukan jawaban yang saya takutkan syukurlah. Apa coba haha ingin cerita tapi ga ingin cerita.

Selamat istirahat

Pekalongan, 11.20 pm

0 comments:

Post a Comment