Saturday, July 25, 2015

Banyak Bicara, Banyak Berpikir

#Nowplaying Hyukoh Playlist

Ceritanya kemarin Alina ajak saya ketemu buat ngobrol-ngobrol sedikit. Ya, kami sedang perlu 'ngobrol' soal beberapa hal berkaitan dengan hadirnya anggota baru di himpunan. Penyambutan adik-adik baru semacam acara pesta gitu, bukan pesta sih itu agak terlalu murni menerjemahkan dari welcoming party.

Hari ini kami ketemu di tempat makan, sambil makan sambil mulai ngobrol. Karena tujuannya ngobrol ringan jadi topik pertama soal cerita-cerita yang terlewat selama kami berpisah, topik tadi di grup Line Ikan dan Akuarium soal seorang cowok, tentang luka di kaki Alin, dan masih banyak lagi. Saya banyak bicara, begitu juga Alin. Memang bertemu adalah obat rindu, satu-satunya obat barangkali.

Kemudian daerah kerja berpindah ke HME. Aris sudah berada di tempat, sedang bicara serius (seperti biasa) dengan Angga dan Irham dan Juris dan beberapa anak 2013 lainnya yang tidak dapat saya identifikasi. Rencana awal adalah Alin dan saya saja yang ngobrol, seperti waktu itu. Tapi mungkin bantuan dari kepala lain (yang saya maksud adalah kepala Aris dan kepala Alvita) dapat berguna, saya pikir. Ternyata obrolan menjadi lebih serius dari yang diinginkan. Alvita tidak hadir pada sesi ngobrol kali ini.

Hari ini saya banyak bicara. Di sofa elektron yang tempatnya strategis untuk kajian kaderisasi. Hari ini saya banyak berpikir. Di sofa elektron yang tempatnya strategis untuk kajian kaderisasi. Menghabiskan cukup banyak energi untuk berpikir dan berbicara. Kadang membantah dan menyela, kadang menyetujui ucapan Alina dan Aris. Ya namanya juga diskusi.

Hari ini saya banyak bicara. Meja pingpong yang menjadi saksi. Hari ini saya banyak berpikir. Jalan dari HME ke Musola Elektro yang menjadi saksi. Menghabiskan cukup banyak emosi untuk berpikir dan berbicara. Kalau soal kepribadian lebih banyak saya yang nyerocos. Saya selalu tertarik dengan uniknya manusia per manusia. Kalau soal kisah hidup mungkin kami sama rata.

Bertemu Alina membuat saya bercerita banyak hal dan memancing saya membuka cerita-cerita lama. Saya terpancing lebih tepatnya, sepertinya Alin tidak memancing. Banyak nama-nama yang saya sebutkan yang sebelumnya tidak pernah (lebih tepatnya jarang) saya ceritakan perasaan saya terhadapnya kepada siapapun. Penyebabnya karena tidak semua orang mengerti bahwa mencintai dan dicintai adalah hal yang saya junjung tinggi. Bukan melulu soal cari pacar dan kawan-kawannya. Cerita dari Alina juga banyak yang membuat saya berpikir. Tentang interaksi antarmanusia. Tentang kesan yang tertinggal pada orang di masa lalu. Tentang jati diri yang katanya tidak berubah. Tentang isi buku Dale Carnegie. Tentang isi buku Stephen R. Covey. Tentang slide Personal Branding kak Ratih. Banyak deh yang berseliweran di kepala kalau ngomong sama orang yang sudah lama kita kenal. Bahkan saya membuka cerita-cerita yang kalau diungkapkan akan menimbulkan rasa sakit di dada #eaa yang bisa saya sebut sebagai turning point hidup saya.

"Kata Bianca dan Astari, aku suka dikasih perhatian. Dan aku suka cara dia memberi perhatian."
-kata saya kepada Alina
tadi bagus untuk diquote, kok sekarang biasa aja ya haha. Ini bicara soal seorang cowok dan seorang cewek teman dekat saya yang keduanya tahu dengan benar seperti apa perhatian yang saya butuhkan.

Tadi sebenarnya banyak yang berseliweran pas kami main pingpong sambil curhat. Luqman, Gunawan, Dehan, Irham, kayanya mereka bingung ini kenapa dua orang cewek mesti curhat sambil pingpong. Sebenernya ini bukan pertama kali ngobrol begini, di meja pingpong maksudnya. Rasanya lebih keluar emosinya, lewat smash dan lari-lari juga kali ya.

To love and be loved, that's life is all about.
-tadi nulis gini di timeline Line

Selesai sesi pingpong yang berlangsung 2 jam itu, kami sholat Maghrib di Salman sambil meneruskan beberapa cerita. Butuh waktu beberapa saat bagi kami untuk mencerna apa yang telah kami katakan, dan mencocokkan ulang dengan apa yang kami rasakan. Kadang yang dikatakan dan dirasakan berbeda kan? Menurut saya dan Alina begitu sih. Karena sesi yang panjang ini, saya bertekad untuk mengucapkan terimakasih ke cewek teman dekat saya yang saya sebut bisa memberikan perhatians sesuai yang saya butuhkan, Astari. Saya chat dia. Dan mengalir lagi cerita-cerita yang terlewat selama kami berpisah. Saya dan Alina, dan Astari juga, yakin bahwa komunikasi dan cerita-cerita ini yang membuat kami semakin dekat dan merasa telah dipercaya untuk mendengarkan kisah hidup.

Sekian. Saya lelah. HAHA
Oya, saya percaya bahwa waktu senggang benar-benar dibutuhkan untuk kembali merasakan nikmat dicintai. Seperti yang pernah saya ceritakan di post sebelumnya. Seperti yang saya rasakan hari ini. 

0 comments:

Post a Comment