Saturday, June 13, 2015

Buku Catatan Coklat

Saya punya buku catatan yang selalu saya bawa saat bepergian. Dulu buku itu saya buat sendiri dari kertas bekas-setengah-terpakai. Kemudian beralih ke buku kecil berwarna hijau. Karena buku hijau sudah penuh, setahun lalu saya ganti jadi buku berwarna coklat.

Lalu ada apa dengan buku catatan coklat tersebut sehingga dibuat satu post khusus?

Bulan ini buku coklat itu menjadi istimewa karena sudah setahun umurnya. Itu saja.

Isi buku catatan saya adalah isi kepala saya. Agenda harian dan to-do list yang berupa rutinitas sudah saya serahkan pada gadget sehingga telah di luar kepala. Isi buku catatan saya sekarang adalah kegelisahan #eaa. Buku hijau isinya mayoritas soal organisasi dan kepanitiaan, isinya mulai Januari-Mei 2014. Lebih ke hal teknis karena zaman itu kerjaan saya cuma motor, bukan pemikir. Sebenarnya sampai sekarang juga masih tidak suka berpikir sih. Tapi adanya paksaan membuat saya sedikit berubah.

Buku coklat dimulai saat kaderisasi jurusan untuk angkatan 2013 dimulai. Meski saya tetap bagian eksekutor, disini saya belajar cara berpikir. Mungkin hal ini disebabkan perbedaan model komunikasi yang saya gunakan. Pada masa buku hijau, komunikasi yang dilakukan lebih berupa komunikasi satu arah. Peran saya sebatas menerima perintah dan mencatat, kemudian meneruskan perintah kepada orang selanjutnya. Tidak ada proses mengolah informasi. Pada masa buku coklat, atasan saya melibatkan kami para bawahan untuk ikut membuat keputusan, sehingga kami ikut berpikir.

(awalnya ada gambar tapi dihapus haha)

Isi buku catatan saya yang sekarang coklat bukan lagi hal-hal teknis. Masih ada tapi tidak banyak. Beberapa soal training softskill seperti time management, personal branding, dan stage of team formation. Beberapa mengenai perbaikan sistem di organisasi. Beberapa berfungsi untuk melepas beban. 
13 Juli 2014 pertama kali saya curhat di buku catatan coklat setelah 45 halaman sebelumnya berisi organisasi dan kepanitiaan. Seluruh emosi yang tertuang masih bisa saya rasakan ketika saya membaca ulang tulisan itu. Abram sempat baca dan dia bingung saya nulis apa haha. Sepertinya tidak ada orang lain lagi yang baca.
16 Oktober 2014 pertama kali saya menyemangati diri sendiri, dengan menulis "Stay focused on your mission, Yusrina!" di buku catatan coklat. Sepertinya saat itu beban sedang berat. Saya ingat saya suka marah-marah sama orang tidak bersalah saking pusingnya.
Mei 2015 seseorang yang bukan teman dekat saya bilang "jadi diri sendiri aja. Kalau ada yang ingin dikatakan ya katakan saja". Saya bilang "aku takut menyakiti orang lagi" dan dijawab "yang penting jadi diri sendiri dan tidak bermaksud jahat". Kemudian ingatan saya soal bulan Juli 2014 kembali lagi. Kurang bisa move on ya hahah. Bagian ini saya tuliskan di buku coklat juga. Bersama beberapa tambahan curhat melankolis. Untuk merayakan ulangtahunnya yang pertama. Sekarang dia tinggal seperempat kosong. Semoga yang saya tuliskan bukan hal sedih lagi.

Omong-omong lebih mudah terbuka dengan orang yang tidak dikenal daripada sebaliknya. Terima kasih kepada beberapa "sesorang yang bukan teman dekat saya". Meski ada yang responnya cuma "oiya?", efeknya besar kok bagi saya. Terima kasih juga kepada buku catatan coklat saya, setahun kebelakang bisa saya review hanya dengan membaca semua yang tertulis.

0 comments:

Post a Comment