Wednesday, June 24, 2015

Buku Bagus


Karena Juris akhir-akhir ini post review buku melulu di blognya, saya jadi ingin ikutan.

Mari mulai.

Akhirnya saya menyentuh buku kelima tahun ini, setelah terakhir pada bulan Januari saya menamatkan Jendela-Jendela, Pintu, (sebagian) Atap, dan Angels & Demons. Berbeda jauh dengan tahun lalu, kali ini saya baru mencapai 1/10 'reading challenge' padahal sudah menghabiskan setengah tahun. Entah karena tahun ini lebih sibuk, atau tahun lalu yang kurang kerjaan haha.

The Seven Habits of Highly Effective People karya Stephen R. Covey telah menarik perhatian saya sejak sebulan lalu. Namun saat itu saya agak bimbang, lebih baik baca dia dulu atau Menuju Titik Nol atau Rich Dad, Poor Dad. Ini sebenarnya kebimbangan yang kurang penting karena ketiga buku tersebut bagus dan tidak akan timbul masalah mana yang dibaca duluan. Tapi ya begitulah. Akhirnya saya baru mulai baca akhir bulan ini, tepatnya kemarin, dan saya memilih 7 habits (maaf ya disingkat, judulnya kepanjangan).

Sensasi saat membaca buku karya Malcolm Galdwell berbeda dengan sensasi saat membaca buku ini. Waktu itu saya baca Outliers versi indonesia dan Tipping Point versi inggris. Saya merasa tercerdaskan dan diubah cara pandangnya dengan mengalami "ooh" experience setiap membuka halaman selanjutnya. Saat membaca 7 habits versi inggris sekarang--saya baru sampai bagian inside out-- cara pandang saya juga diubah, saya juga dicerdaskan, tapi yang muncul adalah "wow" experience disertai sedikit gema dalam kepala.
dibeli hampir 17 tahun lalu

Apa bedanya?

Di Outliers saya diceritakan sebuah argumen dengan bukti-bukti penunjang yang membuat saya paham dan percaya dengan argumen tersebut. Rasanya seperti belajar hal baru di kuliah sosial sehingga yang timbul adalah "ooh" experience. Pengalaman yang dibawa oleh 7 habits berbeda. Selain pemilihan kata-kata yang jujur dan kadang lucu, diselipkan pula banyak dialog yang membuat pengalaman membaca buku ini terasa nyata. Rasanya seperti berdialog dengan seseorang tentang kisah hidupnya kemudian kita ambil pesannya. Karena sedang berdialog, saya benar-benar memiliki kesempatan untuk merespon kalimat yang ditulis. Biasanya yang terjadi adalah menahan nafas (wow experience), kemudian gema di kepala, kemudian termenung karena masih heran dengan perubahan paradigma (paradigm shifting) yang baru saja terjadi. Oke saya memang agak hiperbolik disini. Tapi memang ada freeze moment gitu tiap akhir subjudul. Itu yang saya alami sampai halaman 45 sih. Selanjutnya belum tahu bagaimana, akan saya ceritakan di post lainnya.

curhat:
Ini kali kedua saya ngeblog menggunakan tablet, lelah haha. Ingin upload foto tapi bingung caranya karena pop-up untuk attach ga muncul. Lain kali saja kalau ada laptop pinjaman. Meski sulit nulis begini, kalau tidak ditulis nanti otak saya macet, jadi apa boleh buat. Anw saya dalam proses menulis tentang Broadwell-nya Intel, tapi belum selesai juga meski dia duluan yang dibuat dibanding tulisan ini. Browsing menggunakan tablet bukan sesuatu yang menyenangkan jadi butuh waku lebih banyak. Sesegera mungkin dia akan menyusul. Selasa kemarin pinjam laptop Irham "Iridium" jadi sudah ada kemajuan.

2 comments:

  1. wah Juris itu siapa kak? Rajin banget baca buku ya anaknya? Keren dong....

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo seniro hits, kapan masuk mahasiswahitsbandung? hahaha

      Delete