Thursday, June 2, 2016

Syukur

Btw tentang #perempatan, ternyata kekuatan supernya nggak jadi dipake. Alhamdulillah hemat energi. Plus acaranya worth it. Saya jadi (kembali) jatuh cinta sama Mr. Sonjaya. Jadi saya senang. Masnya bikin saya bahagia karena senyumnya dan jogetnya, dan sepatunya bagus. Kalo bukan karena dia pasti mata saya nempel sama Baya. Eh kalo namanya Dimas boleh dipanggil Mas, kan? Ahahahaha

#nowlistening Tulus - Satu Hari di Bulan Juni

Hari ini hasil TOEFL ITP keluar. Target yang saya pasang untuk tes toefl for the first time in forever ini adalah:
1) lebih baik dari hasil prediction,
2) membuktikan pada diri sendiri kalau saya bisa bahasa Inggris,
3) be the best version of me,
4) mencapai angka segitu.

Sesungguhnya saya itu senang lihat muka mas yang jaga UPT Bahasa pas bilang sesuatu yang bikin saya merasa berada di langit ketujuh dan mencapai target nomer 2. Lagian angkanya udah mencapai target nomer 1. Tapi kok ya target nomer 3 itu terasa tidak tercapai kalau saya belum berhasil menaklukkan target nomer 4.

Nggak gampang puas itu bagus untuk memicu semangat ya, tapi tidak baik jika ditunjukkan ke orang lain. Akan timbul respons seperti ini:

"Baguslah segitu mah"
"Bersyukur suy"
"Jangan gitu, kan ada pekerjaan yang lain juga"
"Edan"
"Buset maunya berapa emang?"
dan lain-lain.

Responsnya nggak jelek, tapi bukan yang saya harapkan hahahaha. Inginnya "yah sayang banget dikit lagi bisa tuh harusnya" gitu lho. Beda 17 doang menuju target yaampun harusnya saya serius pas ngerjain structure.

Tapi ada chat "Papa proud of you" sih gapapa deh saya senang. Semoga tes ini membuka jalan pikir saya bahwa mentang-mentang salah satu buku favorit berjudul "Grammar in Use" jangan jadi sombong. Malah gagal di situ kan. Dan amanat ceritanya adalah ketidakpuasan terhadap diri sendiri sebisa mungkin tidak dinyatakan di depan publik.


Mari move on. Masih ada mimpi yang harus dikejar. Salah satu cara bersyukur dengan segala pemberian Tuhan adalah hidup dengan sehidup-hidupnya, ya ga?

Edan.

Btw maaf ryl yang saya maksud dengan "aduh ga konsen listeningnya" pas selesai tes itu kaya standarnya orang ambisius gitu lho. Jangan diambil hati wkwkwkw. Standard saya tinggi kalau soal bahasa. Satu-satunya yang bisa dibanggakan soalnya haha.

Amanat lagi, terakhir ini mah:
Ternyata tidak mampu mengalahkan orang lain tidak semenyedihkan tidak mampu mengalahkan diri sendiri.

0 comments:

Post a Comment