Friday, May 19, 2017

Orang yang Tepat

Ceilah judulnya sensasional hahaha.

Anw, tag post saya sekarang banyaknya kantor ya. Ketahuan ga punya kehidupan yang lain wkwkwkwk.

Hari ini merupakan sebuah momen besar buat kami di kantor. Hmm sebenarnya nggak gitu juga sih, tapi ya lumayan eye opening alias membuka pikiran. Dan saya nggak bisa untuk nggak cerita sama masnya karena telanjur cerita runutnya ya sama dia dari awal masuk dulu hahah. Tapi post ini bukan tentang itu semua sih, selewat doang itu mah abaikan wkwk.

Setelah pengumuman melalui email, orang-orang menjadi berkelompok, ngobrol dengan temannya masing-masing. Saya yang niatnya ngerumpi sama Carissa jadinya malah ngobrol panjang lebar dengan seorang bapak beranak satu yang awalnya saya pikir orang yang hanya humoris. Soalnya Carissa ga bisa diem, jalan-jalan mulu, jadinya saya yang diajak ngobrol sama bapak ini. Inti post ini adalah si bapak itu dan bagaimana saya menikmati obrolan ini. Kalau saya ngalor ngidul tolong dimaafkan haha.

Saya kasih tahu dulu bahwa imej bapak ini semacam pelawak gitu, ala Cak Lontong kalau secara tampang dan perawakan. Pada hari pertama perkenalannya aja udah ngelawak. Karena kantor kami kecil, pilihan teman makan dan mengobrol menjadi sedikit sehingga otomatis kami sering ngobrol. Dia selalu nempel Carissa pula jadi kalau saya main sama Carissa dia hampir pasti ada. Duo ini kalau ngomong ribuuuuut banget. Dua-duanya teriak-teriak dan ngelawak. Saya yang jadi penontonnya ga bisa berhenti ketawa sampai suara abis. Pernah saya semobil sama mereka berdua dari km 19 sampai tiba di Bandung, fix lolos traffic test mereka berdua itu ga ada matinya.

Nah, kali ini saya kebagian ngobrol yang ga ada Carissa-nya. Ini magical moment sih kalau secara berlebihannya, karena saya belum pernah ngobrol gaya begini sama si bapak ini and I do enjoy this. Pertama kami bahas soal si pengumuman dan apa-apa yang akan berubah setelah hari ini. Obrolannya itu jenis yang santai dan basa-basi, normatif ala-ala politik kantor tapi menggelitik. Ah elah apaan sih bahasanya hahaha. Kaya orang jatuh cinta aja w. Tapi bener kan? Basa-basi dengan orang yang tepat itu rasanya jadi kaya bukan basa-basi. Saya pengalaman ngobrol sama banyak salesperson sih, tapi bapak salesperson yang ini seru tanpa memaksakan gitu. Hahah fiks gaya bahasa saya kalau ngefans selalu berlebihan.

Nah setelah habis membahas apa yang akan terjadi di masa depan perusahaan, beralihlah topik utama ke siapa pemeran utama pendorong kemajuan perusahaan yang tentu saja jawabannya bukan operation team seperti saya melainkan profesi si bapak yaitu salesperson. Berulang kali dia bilang bahwa orang itu bisa banyak belajar dari posisi salesperson, bahwa salesperson itu ujung tombak perusahaan, bahwa kemampuan yang diperlukan hanya negosiasi dan apa satu lagi pak saya lupa belakangnya -si juga. Topiknya itu terus dari kami ngobrol di meja Carissa, di mobil (saya semobil sama dia bersama Steffi, Carissa mobil lain bersama bapak lain), sampai di tempat makan. Merembet ke mana-mana sih sebenernya sampe ke mencari passion hidup bahkan efek haji dan umroh terhadap iman dan motivasi mencari uang, tapi trek utamanya adalah meyakinkan saya bahwa salesperson punya kebebasan berekspresi yang lebih dibanding posisi lain.

Yang bikin saya betah adalah orangnya ini punya banyak cerita dan bisa menahan diri, bisa mendengar tapi berani melawan, punya pendirian tapi terbuka terhadap pendapat lain. Ya sebenarnya itu semua fitur salesperson yang pandai berkomunikasi ya. Tapi saya senang buanget bisa ngobrol yang kaya malam ini. Bener deh. Kapan coba terakhir. Huhu. Galau dah wkwk.

Udah itu aja. Saya senang punya orang favorit baru nih hari ini. Hore. Dan gara-gara ngomongin sebuah kendala menarik dalam bidang customer service yang tentu saja ada hubungannya sama posisi saya, saya jadi makin tertarik belajar distribusi dan embel-embel lain supply chain. Semangat 45!

0 comments:

Post a Comment