Monday, September 28, 2015

Teman

Usai membaca blog Lovila yang luar biasa rajin update, saya jadi kasihan sama catatan (harusnya) harian saya ini. Sudah ada 2 post yang mendekam di draft selama 2 minggu. Namun, seperti nasib post-post lain yang pernah singgah di draft, mereka mungkin tidak dapat merasakan dibaca oleh orang selain saya.

Ya mari kita mulai. Post kali ini merupakan rasa syukur, yang jadi renungan, kemudian saya tuliskan di buku biru.

Entah sejak kapan saya suka mengenal manusia (dan berbagai macam responsnya terhadap sebuah masalah). Sekarang sudah menjadi kebiasaan buat saya untuk adaptif, berubah-ubah sesuai manusia yang sedang saya hadapi, agar dapat mengenalnya lebih jauh lagi.

Entah sejak kapan saya suka dikenal banyak orang. Sekarang sudah menjadi kebiasaan buat saya untuk memperbanyak interaksi dengan seseorang dan berusaha meninggalkan kesan saat ada kesempatan, agar hubungan yang pernah ada akan tetap ada. 

Akhir-akhir ini saya merasa diingat oleh orang-orang tertentu dapat menimbulkan kepuasan yang lumayan besar. Tiga kali teh tarik mang gratis yang mungkin karena hubungan bisnis yang baik; sekantong kacang bawang yang mungkin karena bantuan sederhana; dua kali tempe mendoan gratis yang mungkin karena obrolan-obrolan panjang dan berkesan; buku biru, buku merah, dan buku reuse yang mungkin karena pertemanan yang membangun; diskon di kantin SF; sapaan di parkiran sipil dan parkiran sr; semua merupakan contoh hal-hal yang membuat saya merasa berharga.

Coklat dari wisuda oktober dan juli, kipas dari Jepang, kartu pos dari Bratislava, tas dari Aceh dan Palembang. Hal-hal yang saya ga pernah minta dan membuat saya sangat senang saat menerimanya.

Ruang lembaga kemahasiswaan; bapak penjual buah plesiran; bapak nasi pecel plesiran; ibu fotokopi SF; ibu kantin SF; Pak Nana; Pak Dede coca-cola; abang teh tarik mang; abang ayam goreng ganesha; abang kantin mitha; bapak ayam bungsu (semoga lekas sembuh pak); abang nasi mawut; terima kasih udah sering bikin saya ketawa dan sering ngajak saya ngobrol meski kadang saya ga sempat mampir lama-lama.

Saya bersyukur bisa kenal orang-orang seperti kalian. Semoga hubungan ini dapat terus berlanjut meski kita sudah jarang berjumpa.
5 Agustus, serah terima buku biru antara saya dan Alina haha

Terima kasih untuk teman-teman yang selalu ada saat saya senang atau sedih. Terima kasih atas ucapan semangat di buku biru yang membuat saya merasa jadi orang paling dimengerti sedunia.

*Edisi sadar bentar lagi harus pergi dari lingkungan super nyaman dan suportif. Saya kangen tim 9 cm btw

0 comments:

Post a Comment