Sunday, March 15, 2015

Always Listening. Always Understanding.

Warning: Ini post curhat seperti post Mood Swing. Mohon maaf kalau agak ga jelas haha


Saya rasa tujuan saya hidup masih sama seperti saat diminta menulis cita-cita kala SMP dulu. Masih sama seperti saat diminta menulis visi hidup kala seminar 7 Habits for Highly Effective College Students 2012 lalu. Membuat orang lain bahagia karena saya telah tercipta di dunia ini.
Slogan sebuah perusahaan asuransi saya rasa tepat sebagai nilai yang sepantasnya dijunjung tinggi demi mencapai tujuan hidup itu. Slogan inilah yang saya jadikan judul post ini, Always Listening. Always Understanding.

Kenapa sih saya buat tulisan ini?
Hari ini saya sedih diatas kebahagiaan orang lain yang seharusnya merupakan kebahagiaan saya juga. Penyebabnya adalah kehadiran saya di sebuah tim, segala proses mendengarkan dan mencoba mengerti, tidak membuat saya mengerti. Dan ketidakmengertian saya ini tidak mempengaruhi kebahagiaan mereka. Terus efek saya ada apa dong?
Kenapa sih quote "Hard work beats talent when talent doesn't work hard" ga ada ukuran pastinya. Sampai berapa lama kerja keras ini harus dilakukan biar saya bisa mengerti apa yang dengan mudah dimengerti these talented people.

Lalu apa yang saya lakukan agar dapat mengerti?
Saya ada disana, hadir jiwa raga, untuk mendengar. Menyingkirkan hal lain agar saya bisa belajar lebih keras dari the talented. Tapi tetap tidak ada kemajuan berarti. And finally I let those words spilled out, I decided to quit.

Lho kok?
Saya tidak dapat memberi value-lebih pada diri saya, karena ketidak-cepat-mengertian yang tadi. Namanya juga dagang, kalo ga bisa ngasih value-lebih pada sebuah barang dagangan, ya nggak ada yang beli. Yasudah tutup lapak haha.
Terkesan mudah menyerah ya? Kemarin juga ada yang bilang "Semua punya kecepatan belajar masing-masing, yang penting tetap berusaha belajar" Akhirnya kesimpulannya saya akan terus belajar dan mencoba memahami. Tapi saya sudah menerima bahwa mungkin cara saya membahagiakan mereka bukan lewat mengerti apa yang mereka lakukan di tim ini. Mungkin dengan cara lain saya bisa.

Kok curhatnya ga jelas sih? Jadi gimana kesimpulannya?
Iya maaf ya kalau curhat emang suka ngalor ngidul ngilen ngetan ga jelas arahannya. Dulu sih ada teman yang bilang saya itu pendengar yang baik. Nah, sebenarnya saya mendengar itu agar saya mengerti betul apa yang menjadi masalah dia. Saya ga buru-buru kasih judge karena saya tahu dia butuh solusi dan pendapat yang udah lewat proses 'listening and understanding'. Makanya omongan saya biasanya sedikit tapi tajam. Pada kasus yang bikin saya bersedih hari ini, saya belum masuk tahap understanding, jadi ga bisa memberi sumbangsih apa-apa selain silent audience. Dan saya paling ga suka jadi orang ga berguna kaya gitu haha. Jadi weh saya quit gitu.




Sambil nulis post ini, saya dengerin The Temper Trap. Saya kembali jatuh cinta pada The Temper Trap, fyi.
Dan saya suka terharu kalau ada band yang harmoninya seindah ini haha. Ini lagi nangis. Bye

0 comments:

Post a Comment