Wednesday, March 4, 2015

Hidup 1: Berhimpun

Judul post hari ini seperti judul lagu Ebiet G. Ade ya haha.

Ada acara sekali setahun yang terjadi hari ini: Musyawarah Kerja Badan Pengurus HME-ITB 2015. Sayangnya, acara langka ini tidak berjalan sesuai rencana. Karena tidak terpenuhinya jumlah massa minimal, acara ini dihentikan sebelum waktunya. Seharusnya acara beres 22.00 tapi tadi sebelum jam 21 udah dibubarkan. Nah, akibat kejadian (tidak) tak terduga ini, harus dicari akar masalah dan treatment yang harus dilakukan.

Kalau kata Daryl, mungkin anak HME ini sepikiran dengan dirinya. Bahwa kuliah ini hanya transit. Hidup yang sebenarnya ya nanti saat kita sudah lulus. Jadi tak perlulah pusing-pusing dengan kehidupan kampus. "Why so serious" kalau versi kata-kata saya mah. Nah, ini yang berbeda dengan apa yang saya pikir.

Sebagai seorang pemegang teguh gelar sanguin sejak smp (fyi), menurut saya hidup ini seharusnya membahagiakan. Kalau tidak, tinggalkan saja. Haha nggak deng, kalau tidak membahagiakan ya ciptakan bahagia itu. Jadi kalau kembali ke yang tadi, kalau kehidupan kampus (kemudian saya sebut berhimpun) bikin kamu pusing, bikinlah si himpunan ini tidak memusingkan.

Saya berhimpun di dua tempat, yang satu atas dasar sama suka nyanyi, yang satu atas dasar sama rumpun program studi. Kalau dilihat dari dasarnya, sudah tentu yang seharusnya lebih membahagiakan adalah himpunan yang pertama. (Bagaimana bisa kesenangan kuliah mengalahkan kesenangan bernyanyi?) Namun ternyata tidak sepenuhnya benar. Salah satu alasannya adalah jumlah orang yang menciptakan kebahagiaan. Di himpunan pertama, bernyanyi sudah ada bumbu politiknya. Menang kalah terlihat jelas di mata. Sedangkan di himpunan kedua, ada beberapa oknum yang dapat membuat apapun terlihat membahagiakan. Entah menciptakan kata-kata aneh tapi hits, main pistol air saat arakan wisuda, perosotan di 'tebing' berumput, bahkan rebutan makan tumpeng.


Poin menarik disini adalah, kamu salah satu orang yang menciptakan kebahagiaan atau nggak?
quotesnya bagus, sayang kurang indah tampilannya
Kesimpulannya dirangkum di quotes di atas. Salah satu alasan jumlah-massa-minimal tidak terpenuhi adalah tidak ada yang membahagiakan di acara itu. Padahal, kalau yang presentasi bahagia kan yang dengar bahagia juga. Atau jangan-jangan sebelum acara dimulai, massa udah nggak betah diam di himpunan karena dari awal hari itu, awal tahun itu, awal mereka masuk situ, himpunannya bikin bete duluan.
HAHA

Ini perasaan sepihak aja sih

Anw tadi cari quotes happiness terus dapet ini, Cocok banget buat orang yang "live in the present" macem saya. Nggak usah cari yang jauh, nikmati aja yang ada sekarang.



Ini ada bonus salah satu lagu Ebiet favorit saya, yang jadi judul post ini hahahaha.

Ebiet G. Ade - Hidup 1

Pernah kucoba untuk melupakan KamuDalam setiap renungankuMelupakan semua yang Kau goreskanPada telapak tangankuDan juga kucoba untuk meyakinkan pikirankuBahwa sebenarnya Engkau tak pernah adaBahwa bumi dan isinya ini tercipta karenamemang harus tercipta
Bahwa Adam dan Hawa tiba-tiba saja turunTanpa karena makan buah khuldi dahuluDan aku lahir juga bukan karena campur tanganMuHanya karena ibu memang seharusnya melahirkankuHanya karena ibu memang seharusnya melahirkanku

Tetapi yang kurasakan kemudianHidup seperti tak berarti lagiDan ternyata bahawa hanya kasih sayangMuYang mampu membimbing tangankuOh oh yang mampu membimbing tanganku

Tuhan maafkanlah atas kelancangankuMencoba meninggalkanMuSekarang datanglah Engkau bersama anginAgar setiap waktu aku bisa menikmati kasihMuAgar setiap waktu aku bisa menikmati kasihMu

0 comments:

Post a Comment