Saturday, September 1, 2018

Terharu

Barusan banget tuh Alvita ngetwit kaya gini:


Plus kemarin atau kemarin dulu (lupa wk) si pegawai rantau nawarin beliin buku yang saya emang ingin.

Dua aksi yang terjadi berdekatan tersebut berhasil bikin saya terharu dan merasa penting gitu hahah. Perasaan yang menyenangkan sekali. (Tapi ini sebenernya nulisnya sambil nangis karena saya kalo senang nangis, kalo sedih nangis, kalo marah ya nangis juga wkwkwkwk.) Perasaan senang dan terharu ini lucu dan tambah berkesan karena termasuk kategori yang munculnya langka. Beuh.

Rasa yang kehadirannya lebih sering, akibat ulah beberapa orang yang lain yang sering bikin saya bahagia, saya kelompokkan dalam "the love we take for granted". Rasanya kalau dengan mereka yang dalam kelompok ini itu gaperlu usaha apa-apa (atau minimum) untuk merasakan hati yang hangat haha. Beberapa memang tipe yang perhatian sama semua orang sih, tapi beberapa yang lain memang low maintenance aja gitu hubungannya, entah kenapa.

Nah kelompok lainnya yang lebih jarang ini nih yang jadi topik utama, "the love worth fighting for?". Iya memang pake tanda tanya, bukan salah ketik. Sebab memang masih dipertanyakan. Sebenernya kaya telor sama ayam menurut saya, mana memicu yang mana. Apakah karena perjuangannya yang berat jadi bahagianya lebih terasa? Atau karena bahagianya luar biasa jadi lebih rela memperjuangkan? Saya juga ngga tahu haha.

(empat paragraf tentang serunya kelompok tsb telah dihapus sebab penulis menjadi sangat emosyenel)

0 comments:

Post a Comment