Saturday, May 14, 2016

Puisi

Saya sering penasaran dengan puisi-puisi yang ditulis orang-orang. Plus penasaran juga dengan para penulis puisi itu.

Pas nulis puisi itu, dia merasakan apa ya? Apa benar saat nulis yang sedih-sedih dia lagi sedih juga? Atau nulisnya sambil ketawa-ketawa? Saya selalu merasa bahwa puisi itu sesuatu yang tidak dapat dipercaya (dalam kasus puisi sebagai alat komunikasi). Apa yang dirasa penulis dibungkus dalam kata-kata berima bermetafora yang tidak lugas namun indah, kemudian dimaknai oleh orang lain yang tidak tahu dalam suasana seperti apa si penyair menulis. Bisa saja dia memahami arti yang sebenarnya dibuat-buat sendiri disesuaikan dengan suasana hatinya. Saya memang bukan orang yang romantis sih. Barangkali disitulah sisi menyenangkan puisi, membuat orang terbawa perasaannya sendiri, tersesat dalam asumsi.

Btw, selamat ulang tahun Ardian.

Related Posts:

  • Khawatir Hari ini terjadi gempa di Mentawai. Dua kali, 19.42 dan 20.32. 7.9 SR. Raut muka Ipit sungguh khawatir. Rumahnya di dekat pantai di Padang. Di b… Read More
  • Doa Bertemu sebuah ayat, saya teringat beberapa teman. Yang sering saya sebut namanya di hadapan-Nya, namun tak yakin harus memanjatkan harap yang bagaim… Read More
  • Attracting Others So the point is, people who attracted to you is the reflection of yourself. That part was taken from Cicim's Tumblr. Well, I can't guarantee w… Read More
  • Sebentar eps. 5Ini hal menarik, apalagi yang bicara bukanlah seorang mahasiswa. Menarik. https://rahard.wordpress.com/2016/03/05/pentingnya-kaderisasi-kepemimpinan/… Read More
  • Menuju Deadline"Kerah kaus oblong hijau muncul dari balik jaket ... " -halaman 7 Inteligensi Embun Pagi Selama ini saya kira kaus oblong itu tidak berkerah hm. Say… Read More

0 comments:

Post a Comment